Selasa, 21 Oktober 2025

Menghidupkan Peradaban dari Ruang Kelas

Oleh: Tamara Rizki (Alumni Pascasarjana Universitas Islam Indonesia)
Redaksi - Senin, 20 Oktober 2025 20:46 WIB
Menghidupkan Peradaban dari Ruang Kelas
Tamara Rizki
, MPOL - Ketika Wakil Wali Kota Batu, Henry Suyanto, menyatakan bahwa "pendidikan bukan hanya urusan angka, melainkan urusan masa depan dan peradaban," kalimat itu tidak sekadar retorika seremonial yang indah didengar. Ia adalah pesan filosofis yang mengingatkan kembali bahwa inti pembangunan bangsa sejatinya tidak bertumpu pada megahnya infrastruktur atau tingginya gedung-gedung pencakar langit, tetapi pada sejauh mana bangsa itu mampu menanamkan nilai, ilmu, dan karakter kepada generasi mudanya.
Pendidikan adalah investasi peradaban, hasilnya tidak kasat mata dalam waktu singkat tetapi menentukan arah jangka panjang kehidupan bangsa. Kota Batu, yang selama ini dikenal dengan keelokan alam dan destinasi wisatanya, kini sedang menegaskan peran barunya sebagai kota yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga cerdas secara sosial dan kultural.

Baca Juga:

Dukungan revitalisasi satuan pendidikan senilai Rp1,7 miliar dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bukanlah semata angka dalam laporan anggaran. Bantuan ini merupakan simbol perhatian mendalam dari pemerintah pusat terhadap masa depan pendidikan di daerah. Ia menjadi bukti nyata bahwa setiap anak dari kota hingga pelosok, memiliki hak yang sama untuk belajar dalam lingkungan yang layak, modern, dan bermartabat.


Data pendidikan di Kota Batu menunjukkan arah yang menggembirakan. Dengan 293 satuan pendidikan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 76 persen, harapan lama sekolah 14,58 tahun, serta peningkatan signifikan dalam literasi dan numerasi siswa SD dan SMP, Kota Batu menunjukkan kemajuan yang tidak kecil. Namun, di balik angka-angka ini terdapat kisah panjang tentang kerja keras, kolaborasi, dan tekad.


Dari ruang-ruang kelas sederhana hingga sekolah yang kini mulai dilengkapi teknologi digital, seluruh ekosistem pendidikan bekerja dalam satu irama yaitu menjadikan pendidikan sebagai jalan mulia untuk mengubah nasib.


Revitalisasi yang dilakukan hari ini sejatinya bukan hanya membangun gedung, melainkan menghidupkan kembali fungsi sekolah sebagai pusat peradaban. Sekolah bukan sekadar pabrik ijazah, tetapi taman tumbuhnya nilai kemanusiaan. Ia adalah tempat di mana anak-anak diajarkan berpikir kritis, berempati terhadap sesama, menghormati perbedaan, dan belajar tentang arti tanggung jawab.
Setiap ruang kelas adalah tempat masa depan dirajut. Di sanalah, semangat Indonesia tumbuh dalam bentuk harapan kecil seorang murid yang ingin menjadi dokter, guru, atau pemimpin yang jujur. Dan di sanalah, pendidikan membuktikan dirinya sebagai napas peradaban yang tak boleh padam.


Menyulam Kualitas 5 Program Prioritas dari Hulu Ke Hilir


Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di bawah kepemimpinan Abdul Mu'ti menghadirkan lima program prioritas yang bukan hanya menjawab kebutuhan teknis pendidikan, tetapi juga meneguhkan arah filosofis, menjadikan pendidikan Indonesia lebih inklusif, humanis, dan adaptif terhadap zaman.


Langkah-langkah yang dilakukan Mendikdasmen Abdul Mu'ti sungguh luar biasa dan visioner. Program-program ini tidak hanya menjangkau sekolah-sekolah besar di perkotaan, tetapi juga memberi ruang bagi sekolah-sekolah kecil di daerah agar dapat tumbuh dan bersaing secara adil. Ia menghadirkan kebijakan yang membangun dari hulu ke hilir. Dari ruang kebijakan nasional hingga ke bangku kelas di pelosok negeri.


Program pertama adalah peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran. Pemerintah berkomitmen melakukan pembangunan dan renovasi di lebih dari 16 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia serta menyediakan Papan Interaktif Digital di 288 ribu sekolah.
Langkah ini menjadi lompatan besar dalam mengurangi kesenjangan kualitas antarwilayah. Di era digital, akses terhadap teknologi pendidikan bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan dasar. Dengan fasilitas yang memadai, anak-anak dapat belajar lebih interaktif, kreatif, dan kontekstual.


Inilah bentuk kehadiran negara yang nyata, tidak membeda-bedakan antara sekolah di perkotaan dan perdesaan. Setiap siswa, di manapun ia berada, berhak mendapatkan ruang belajar yang layak dan inspiratif.


Program kedua berfokus pada peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan. Tahun ini, 12.500 guru menerima beasiswa pengembangan kompetensi, dan jumlah ini akan meningkat menjadi 150.000 guru tahun depan. Tidak hanya itu, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) juga diberikan kepada lebih dari 600 ribu guru tahun ini dan akan menjangkau 808 ribu guru pada tahun depan.
Ini bukan sekadar angka, melainkan wujud kepercayaan negara bahwa masa depan pendidikan terletak di tangan guru.

Sehebat apapun kurikulum dan teknologi, tanpa guru yang kompeten dan berintegritas, pendidikan tidak akan menemukan rohnya.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti memahami bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi pembentuk peradaban. Maka, peningkatan kapasitas guru menjadi prioritas yang tidak bisa ditunda. Melalui pelatihan, beasiswa, dan profesionalisasi, guru Indonesia kini diberi ruang untuk terus berkembang, belajar hal baru, dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang begitu cepat.


Kebijakan ketiga adalah peningkatan kesejahteraan dan kompetensi guru. Pemerintah tidak hanya memperhatikan aspek finansial melalui peningkatan tunjangan sertifikasi, tetapi juga membuka ruang bagi guru untuk berkembang secara intelektual dan emosional.
Pelatihan di bidang pembelajaran digital, kecerdasan artifisial (AI), dan konseling, serta kebijakan satu hari khusus bagi guru untuk belajar tanpa mengajar, adalah bentuk penghargaan terhadap profesi pendidik.


Ini adalah langkah revolusioner, Guru diberi kesempatan untuk rehat sejenak dari rutinitas mengajar agar bisa memperbarui pengetahuan, berefleksi, dan memperkuat motivasi. Di tangan pemimpin yang memahami nilai kemanusiaan pendidikan seperti Abdul Mu'ti, guru bukan lagi sekadar pelaksana kurikulum, tetapi penulis masa depan bangsa.


Program keempat menekankan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dengan penguatan literasi, numerasi, dan pengenalan mata pelajaran berbasis AI dan koding. Program ini tidak hanya mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja masa depan, tetapi juga melatih mereka menjadi pembelajar yang mandiri, kreatif, dan kritis. Pembelajaran semacam ini menumbuhkan kebiasaan berpikir reflektif dan analitis kemampuan yang akan menjadi modal besar di era digital dan global.


Langkah ini menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia sedang beranjak dari paradigma hafalan menuju pembentukan kompetensi abad ke-21. Di sinilah arah baru pendidikan nasional tampak jelas: membentuk manusia yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga tangguh secara moral dan sosial.


Program kelima adalah penyelenggaraan Tes Kemampuan Akademik (TKA) Nasional untuk siswa kelas 12, SD, dan SMP. Tes ini tidak dimaksudkan untuk menambah tekanan akademik, melainkan menciptakan standar capaian yang adil dan sehat di seluruh Indonesia.
TKA akan menjadi cermin sejauh mana sistem pendidikan berhasil membangun kemampuan berpikir kritis dan memahami konsep dasar ilmu. Lebih dari itu, TKA adalah upaya membangun budaya kompetisi positif di kalangan pelajar.


Mendikdasmen Abdul Mu'ti menegaskan bahwa kompetisi bukanlah rivalitas, melainkan dorongan untuk tumbuh bersama. Dengan semangat itu, pendidikan nasional diarahkan untuk tidak lagi menciptakan kesenjangan, tetapi memperkuat rasa percaya diri generasi muda dalam menghadapi dunia global.


Program-program luar biasa ini membuktikan bahwa di bawah kepemimpinan Abdul Mu'ti, pendidikan tidak lagi dipandang sebagai urusan administratif semata, melainkan gerakan kultural untuk mencerdaskan bangsa secara menyeluruh.


Mengembalikan Sekolah Sebagai Ruang Tumbuh Manusia


Salah satu kebijakan menarik yang disampaikan Mendikdasmen Abdul Mu'ti adalah setiap guru wajib melaksanakan tugas bimbingan konseling, bukan hanya guru BK. Peran ini dihitung sebagai bagian dari jam mengajar melalui peran sebagai Guru Wali.


Kebijakan ini sesungguhnya sangat progresif. Ia berangkat dari kesadaran bahwa peserta didik tidak hanya membutuhkan ilmu, tetapi juga pendampingan emosional dan sosial. Di tengah meningkatnya kasus burnout, kekerasan verbal, dan gangguan mental di kalangan pelajar, guru dituntut tidak sekadar mengajar, tetapi juga mendengar dan memahami.


Kota Batu sebagai kota dengan keunikan sosial dan budaya yang kuat. pendekatan konseling ini bisa menjadi model praktik terbaik pendidikan berbasis kemanusiaan. Guru bukan lagi sekadar penyampai materi, tapi teman perjalanan belajar. Relasi antara guru dan murid berubah menjadi lebih dialogis, empatik, dan saling mendewasakan.


Pendekatan ini sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara: "Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak." Artinya, sekolah tidak boleh hanya menjadi tempat pengujian kemampuan kognitif, tetapi ruang di mana setiap anak menemukan dirinya sendiri dengan bimbingan guru yang memahami konteks hidupnya. Dengan kebijakan Guru Wali ini, sistem pendidikan kita perlahan diarahkan kembali ke hakikat semula yaitu menumbuhkan manusia seutuhnya.


Namun tantangan ke depan tetap besar. Modernisasi teknologi harus diimbangi dengan penguatan nilai dan moral. Pembelajaran berbasis AI dan koding harus berjalan beriringan dengan pendidikan karakter, toleransi, dan literasi sosial. Sekolah harus menjadi tempat di mana anak-anak tidak hanya cerdas berpikir, tetapi juga arif bersikap.


Dalam konteks inilah, kolaborasi menjadi kata kunci. Pemerintah pusat menyediakan kebijakan dan dana, pemerintah daerah menjadi motor implementasi, guru sebagai pelaksana nilai, dan masyarakat sebagai penjaga arah moralnya. Pendidikan yang maju lahir dari gotong royong, bukan sekadar regulasi.


Selama kebijakan dijalankan dengan semangat kemanusiaan dan kolaborasi, maka setiap sekolah, sekecil apa pun, akan menjadi lentera yang menerangi masa depan bangsa. Karena sejatinya, pendidikan bukan sekadar investasi ekonomi melainkan cinta yang diwujudkan dalam bentuk kesungguhan menyiapkan masa depan anak-anak negeri.xxx

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Baringin MH Pulungan
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru