Rabu, 06 Agustus 2025

Program NEMBUSH Dilaunching, 6000 Nelayan Dapat Asuransi Ketenagakerjaan

Redaksi - Senin, 03 Juni 2024 19:48 WIB
Program NEMBUSH Dilaunching, 6000 Nelayan Dapat Asuransi Ketenagakerjaan
Medan, MPOL- Sebanyak 6000 nelayan di 22 kabupaten/kota di Sumut diberikan asuransi ketenagakerjaan yang dialokasikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatra Utara bersama BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Juga:
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut Hamdan Sukri Siregar mengatakan pemberian asuransi ini sudah dilakukan Pemprov Sumut sejak tahun 2011.

"Dari tahun 2011 sampai 2023 total nelayan yang mendapatkan asuransi ketenagakerjaan ada 58.557 nelayan. Sementara tahun ini kita berikan untuk 6.000 nelayan," ujar Hamdan Sukri dalam acara peluncuran asuransi nelayan dan program Nelayan Membangun Sumatera Utara Hebat (Nembush) di Aula Raja Inal Siregar, Medan, Senin (3/6/2024).

Namun, Hamdan mengatakan, jika dibandingkan dengan total nelayan yang ada di Sumut, jumlah tersebut masih sedikit.

"Total nelayan kita kurang lebih ada 143.250. Jadi baru sekitar 45,6 persen nelayan yang tercover asuransi ketenagakerjaan," ungkapnya.

Dikatakannya, pemberian asuransi bagi nelayan ini dilakukan mengingat profesi nelayan sangat rentan dengan berbagai resiko. Seperti menghadapi cuaca di laut yang ekstrem, rentan kecelakaan, hingga meninggal dunia.

"Untuk itu pemberian asuransi bagi nelayan merupakan keharusan yang harus diberikan. Kehadiran para stakeholder baik pemerintah, swasta, industri perikanan dan masyarakat juga sangat diperlukan," katanya.

Ia berharap agar pemberian asuransi nelayan ini dapat memberikan perlindungan bagi nelayan. Serta memastikan para nelayan dapat melanjutkan usaha di sektor yang lebih besar.

"Kita berharap untuk memperkuat kemitraan yang telah terbentuk untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan kami undang nelayan untuk hadir di sini sebagai harapan untuk perkembangan industri perikanan dan komunitas nelayan kita yang lebih baik lagi," katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan wilayah Sumbagut Hengky Rhosidien mengatakan total pekerja informal di Sumut yang terdaftar dalam BPJS ketenagakerjaan masih minim.

"Berdasarkan data yang ada, total coverage untuk pekerja informal di tahun 2024 baru sekitar 23,78 persen," ujar Hengky.

Jumlah ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan coverage pekerjaa sektor informal yang mencapai 52,98 persen pada tahun 2024.

"Untuk itu kami mendorong kolaborasi di lintas sektor untuk menambah jumlah pekerja yang terjamin dalam asuransi ketenagakerjaa. Sehingga mereka dapat lebih terlindungi," katanya.

Selain peluncuran asuransi nelayan, DKP Sumut juga meluncurkan program Nelayan Membangun Sumatra Utara Hebat (Nembush).

Peluncuran ini merupakan implementasi dari UU nomor 7 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan.

"Ada empat konsentrasi untuk program ini di antaranya kampung nelayan sejahtera, kampung prikanan budidaya, perlindungan dan konservasi laut berkelanjutan, optimalisasi pengawasan sumber daya perikanan dan kelautan," pungkasnya.

*Apresiasi Dinas Kelautan Perikanan
Sementara itu Pj.Gubernur Sumatera Utara Dr. Hasanuddin mengapresiasi langkah yang dilakukan Dinas Kelautan Perikanan Sumut dengan meluncurkan 6000 asuransi bagi nelayan di 22 kabupaten/kota.

"Saya memberi apresiasi kepada semua pihak. Program ini lanjut. Terutama, instansi teknis, Kepala DinasKelautan dan Perikanan Sumut saudaraHamdan Sukri Siregar, yang selalu tak tidur memikirkan ini," ujar Hasanuddin.

Pada kesempatan itu Pj Gubsu secara simbolis juga menyerahkan langsung polis asuransi itu kepada nelayan.

Hasanuddin mengharapkan dengan adanya asuransi ini para nelayan dapat bekerja dengan lebih tenang dan produktif, serta memiliki jaminan keamanan bagi diri mereka dan keluarga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pj Gubsu mengetahui nelayan menghadapi berbagai risiko yang membuat perlunya perlindungan asuransi.

Kecelakaan seperti tenggelam, jatuh dari perahu atau kapal, tabrakan dengan kapal lain, atau terkena alat tangkap yang berbahaya bisa terjadi sewaktu-waktu.

Kondisi cuaca ekstrem seperti badai, gelombang tinggi dan angin kencang sangat berbahaya bagi keselamatan nelayan.Selain itu, bencana alam dapat menghancurkan perahu dan alat tangkap mereka.

Nelayan yang mengalami kecelakaan atau sakit katanya tidak dapat bekerja dan kehilangan sumber pendapatan utama mereka.

Oleh sebab itu, kata Hasanuddin bahwa asuransi nelayan dirancang untuk memberikan perlindungan finansial terhadap risiko-risiko ini, sehingga nelayan dan keluarganya memiliki jaminan ekonomi yang lebih baik jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Terkait Program Nelayan Membangun Sumatera Utara Hebat (NEMBUSH), Hasanuddin menyebut hal itu merupakan inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di provinsi ini.

Tujuannya untuk memperkuat sektor perikanan dengan berbagai strategi dan kebijakan yang mendukung nelayan lokal.

Secara garis besar program ini terdiri dari peningkatan Infrastruktur perikanan, penguatan kapasitas nelayan, pembiayaan dan bantuan, Pemasaran dan Distribusi, Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Kesejahteraan Sosial Nelayan.

Program NEMBUSH diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kehidupan nelayan di Sumatera Utara, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

Melalui program ini, pemerintah berupaya menjadikan sektor perikanan sebagai salah satu pilar utama pembangunan daerah yang berkelanjutan dan inklusif.***

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Marini Rizka Handayani
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru