Serang, MPOL - Kiprah
Margono Djojohadikusumo sebagai tokoh penting dalam sejarah perekonomian Indonesia diangkat dalam bedah buku "
Margono Djojohadikusumo: Pejuang
Ekonomi dan Pendiri
BNI 1946" pada Jumat, 18 Juli 2025 di tanah jawara, Serang, Banten.
Baca Juga:
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon yang diwakili Staf Khusus Asrian Mirza dalam sambutannya menekankan pentingnya meneladani perjuangan
Margono dalam membangun fondasi ekonomi bangsa pascakemerdekaan.
"
Margono bukan hanya tokoh perbankan, ia adalah pejuang ide dan integritas. Lewat
BNI, ia membuktikan bahwa kemerdekaan ekonomi adalah bagian dari kemerdekaan sejati bangsa," ujar Asrian.
Turut hadir pula tim penulis buku yang terdiri dari HMU Kurniadi, Jimmy S. Harianto, dan Iqbal Irsyad. Mereka berbagi cerita di balik proses penulisan buku, mulai dari riset arsip sejarah hingga wawancara dengan keluarga dan tokoh-tokoh yang mengenal
Margono secara langsung.
"Kita mewawancarai Bu Sukartini Djojohadikusumo yang merupakan anak pak
Margono, ekonom Emil Salim dan Sudrajat Djiwandono serta diperkaya tulisan Savitri Prastiti Scherer yang merupakan cucu almarhum," kata HMU Kurniadi dalam prolognya.
Bahkan seluruh dokumen foto dalam buku itu merupakan dokumen pribadi milik keluarga. "Cover bukunya didesain oleh Ibu Vinda yang merupakan cucu mendiang
Margono," kata Kurniadi.
Dalam sesi diskusi, Jimmy S. Harianto menjelaskan bahwa buku ini ditulis untuk mengisi kekosongan narasi tentang peran tokoh ekonomi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. "
Margono adalah salah satu arsitek ekonomi republik. Lewat buku ini, kami ingin mengenalkan kembali jasanya kepada generasi muda," katanya.
Suasana menjadi lebih hangat dan emosional saat Endang Pratiwi, cucu
Margono Djojohadikusumo, tampil memberikan kesaksian pribadi. Ia mengungkapkan bahwa semangat nasionalisme dan kemandirian ekonomi yang diwariskan sang kakek tetap hidup dalam nilai-nilai keluarga.
"Eyang selalu berkata bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang berdiri di atas kakinya sendiri. Prinsip itu menjadi warisan paling berharga bagi kami," ucap Endang. Endang yang merupakan cucu mendiang
Margono dari ibu Miniati sempat menyanyikan bait lagu kesukaan
Margono berjudul Cant help Falling in Love yang dipopulerkan Elvis Presley.
"…Wise men say
Only fools rush in
But I can't help falling in love with you.
Ini lagu kesukaan eyang," kata Endang dengan mata berkaca-kaca.
Acara yang dihadiri berbagai kalangan ini—mulai dari akademisi, mahasiswa, pegiat sejarah, hingga komunitas literasi—berlangsung khidmat dan interaktif. Para peserta terlihat antusias mengikuti diskusi dan bertanya seputar isi buku serta konteks sejarah pendirian
BNI sebagai bank nasional pertama Republik Indonesia.
Menurut Iqbal Irsyad, bedah buku yang ini merupakan bagian dari upaya memperluas literasi sejarah dan ekonomi bangsa, sekaligus penghormatan terhadap tokoh-tokoh pendiri republik yang kontribusinya kerap terabaikan dalam arus besar sejarah nasional.***
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Marini Rizka Handayani