Kamis, 16 Oktober 2025

Habib Syarief Muhammad Kritik Trans7: Tayangan Soal Pesantren Parsial dan Gagal Paham

Zainul Azhar - Kamis, 16 Oktober 2025 18:39 WIB
Habib Syarief Muhammad Kritik Trans7:  Tayangan Soal Pesantren Parsial dan Gagal Paham
Zainul
forum Dialektika Demokrasi bertema “Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan” Kamis (16/10) di DPR RI Jakarta.
Jakarta, MPOL - Tayangan soal pesantren parsial dan gagal paham demikian anggota Komisi X DPR RI (FPKB) Habib Syarief Muhammad mengatakan dalam forum Dialektika Demokrasi bertema "Antara Tradisi dan Modernitas: Mampukah Pesantren Bertahan" Kamis (16/10) di DPR RI Jakarta.

Baca Juga:
Menurutnya tayangan Trans7 yang menyorot kehidupan pesantren tidak menggambarkan realitas yang sebenarnya. Ia menyebut, laporan tersebut bersifat parsial dan gagal memahami nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kehidupan pesantren di Indonesia.

"Pesantren sudah ada sejak masa para Wali Songo. Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren berkembang pesat sejak abad ke-17. Kalau ada tayangan yang menampilkan pesantren secara tidak utuh, itu bentuk ketidakpahaman terhadap sejarah dan kultur pesantren."

Peran kiai dalam pesantren sangat sentral, bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing spiritual yang berkhidmat sepanjang waktu. Ia menegaskan, sebagian besar pesantren di Indonesia tidak memungut biaya pendidikan tinggi dari para santrinya. "Kiai tidak digaji, dan banyak pesantren yang hanya memungut biaya makan sekitar Rp 200 ribu per bulan tanpa uang sekolah. Pesantren seperti Lirboyo, misalnya, dari 40 ribu santri, sekitar 20 persen belajar secara gratis."

Kehidupan pesantren tidak bisa diukur dengan logika ekonomi. "Ada nilai ikhlas, tawadhu, dan barokah yang tidak bisa diterjemahkan secara duniawi. Figur kiai itu bukan hanya pemimpin dunia, tapi juga pemimpin akhirat," tutur Habib Syarief Muhammad.

Sedangkan anggota DPR RI Lalu Hadrian Irfani (FPKB) mengatakan pentingnya menjaga martabat pondok pesantren di tengah derasnya arus modernitas. Ia menilai pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga benteng moral dan sumber nilai-nilai ke Indonesiaan yang telah membentuk karakter bangsa sejak masa perjuangan kemerdekaan.

"Pesantren adalah tempat di mana nilai-nilai keindonesiaan, gotong royong, hormat kepada guru, dan ketulusan hati hidup terus. Dari pesantren inilah lahir para ulama, pejuang, dan negarawan yang menjaga negeri ini." Tayangan salah satu stasiun televisi swasta yang dinilai menyudutkan pesantren dan memicu reaksi publik. Menurutnya, peristiwa itu menjadi pengingat bagi bangsa Indonesia untuk kembali belajar adab dari pesantren dan para kiai. "Mungkin Allah SWT sedang menegur kita semua melalui layar kaca, agar bangsa ini kembali belajar adab dari pesantren."

Fraksi PKB di DPR tengah mendorong revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Revisi tersebut bertujuan memperjelas posisi dan hak pendidikan pesantren agar diakui secara penuh oleh negara. "Kami ingin hak-hak pendidikan pesantren disamakan dengan lembaga pendidikan lainnya. Sebab pesantren merupakan pondasi awal pendidikan Indonesia."

Banyak santri yang telah berperan penting dalam pembangunan bangsa, baik sebagai pemimpin, pemikir, maupun tokoh masyarakat. Karena itu, pemerintah harus hadir untuk memastikan pesantren mendapatkan perhatian dan dukungan yang layak, tutur Lalu Hadrian Irfani. (ZAR)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Marini Rizka Handayani
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru