Rabu, 22 Oktober 2025

Serapan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Capai 26 Juta, Tapi Anggaran Masih Minim

Zainul Azhar - Selasa, 21 Oktober 2025 21:17 WIB
Serapan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Capai 26 Juta, Tapi Anggaran Masih Minim
Zainul
Forum Diskusi Membedah Editorial Tv Parlemen bertajuk "Memaksimalkan Potensi Dari Ekonomi Kreatif", Selasa (21/10) di DPR RI Jakarta.
Jakarta, MPOL - Serapan tenaga kerja ekonomi kreatif Capai 26 juta tapi anggaran masih minim demikian anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, mengatakan dalam Forum Diskusi Membedah Editorial Tv Parlemen bertajuk "Memaksimalkan Potensi Dari Ekonomi Kreatif", Selasa (21/10) di DPR RI Jakarta.

Baca Juga:
Menurutnya minimnya dukungan anggaran pemerintah terhadap sektor ekonomi kreatif, meski kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja nasional sangat besar. Menurut Bambang Haryo, sektor ekonomi kreatif telah menyerap sekitar 21 hingga 26 juta tenaga kerja, menjadikannya salah satu penggerak utama perekonomian nasional.

"Sayangnya, potensi besar ini belum didukung oleh kebijakan anggaran yang memadai,." Apalagi, menurut dia, serapan tenaga kerja dari ekonomi kreatif itu mencapai sekitar 21 juta, bahkan ada yang mengatakan 26 juta. "Bayangkan kalau ini bisa dikembangkan dengan bagus, dengan anggaran yang cukup, tidak seperti sekarang ini"

Ia menjelaskan, anggaran yang disiapkan untuk sektor ekonomi kreatif tahun ini hanya sekitar Rp270 miliar, dan itu pun belum seluruhnya direalisasikan.

"Mereka baru mengajukan, belum turun-turun. Kalau anggarannya cepat cair, ekonomi kreatif ini bisa terdorong lebih keras lagi."

Bambang menilai, keterlambatan pencairan dan terbatasnya dana membuat pelaku ekonomi kreatif kecil "terseok-seok" dalam mengembangkan usahanya. Ia mendorong pemerintah agar mempercepat realisasi anggaran dan memperbesar dukungan terhadap subsektor kreatif di seluruh Indonesia.

"Yang kecil saja terseok-seok, jadi bagaimana mereka bisa berkembang tanpa dukungan yang kuat dari negara.: Sektor ekonomi kreatif selama ini dikenal memiliki daya tahan tinggi terhadap krisis dan berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan digitalisasi, tutur Bambang Haryo Soekartono.***

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Marini Rizka Handayani
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru