Rabu, 29 Oktober 2025

ASEAN Kian Strategis, Penguatan Nilai dan Ekonomi Digital Kawasan

Zainul Azhar - Selasa, 28 Oktober 2025 21:57 WIB
ASEAN Kian Strategis, Penguatan Nilai dan Ekonomi Digital Kawasan
Zainul
Diskusi bertajuk 'KTT ASEAN Malaysia 2025: Momentum Konsolidasi Peran Indonesia" Selasa (28/10) di DPRI Jakarta
Jakarta, MPOL - ASEAN kian strategis, penguatan ekonomi digital kawasan demikian Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Ravindra Airlangga mengatakan dalam diskusi bertajuk 'KTT ASEAN Malaysia 2025: Momentum Konsolidasi Peran Indonesia" Selasa (28/10) di DPRI Jakarta.

Baca Juga:
Menurutnya kawasan ASEAN memiliki peran strategis dalam perekonomian global. Sekaligus, sambungnya, menjadi pusat inovasi dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

ASEAN dengan populasi mencapai 692 juta jiwa telah menyumbang 7,3 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, dan dalam satu dekade terakhir, nilai ekonomi kawasan telah melampaui 4 triliun dolar AS, menjadikannya ekonomi keempat terbesar di dunia.

"Faktor seperti digitalisasi, integrasi ekonomi, dan bonus demografi menjadikan ASEAN bukan hanya pasar besar, melainkan juga pusat inovasi dan investasi di kawasan Indo-Pasifik," ujar politikus dari Fraksi Partai Golkar ini.

Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan, pada tahun 2030 ASEAN diproyeksikan menjadi penyumbang tenaga kerja terbesar ketiga di dunia. Keberhasilan kawasan ini, kata Ravindra, tidak hanya diukur dari capaian ekonomi, tetapi juga dari kemampuannya menjaga stabilitas politik selama lebih dari lima dekade tanpa konflik besar antarnegara.

"Keberagaman ekstrem di ASEAN — baik dari sisi budaya, kepercayaan, maupun geografis, justru menjadi kekuatan. Nilai-nilai utama ASEAN seperti pembangunan konsensus, penghormatan terhadap kedaulatan, dan non-intervensi harus terus dijaga sebagai pedoman hubungan antarnegara di tengah dinamika geopolitik global."

Ravindra mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Sugiono dalam KTT ASEAN baru-baru ini, menyampaikan bahwa ulang tahun ke-50 Treaty of Amity and Cooperation (TAC) pada tahun 2026 merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali nilai-nilai dasar ASEAN, yakni perdamaian, stabilitas, dan kerja sama kawasan.

"ASEAN juga menjaga hubungan baik dengan berbagai poros geopolitik dan menjadi platform terpercaya bagi negara-negara seperti China, Jepang, India l, USA dan lainnya untuk melaksanakan dialog dan kerjasama," ucap Ravindra yang memaparkan data perdagangan antara ASEAN dengan China yang meningkat sebesar 15 persen dengan AS meningkat 12 persen pada tahun 2024 kemarin.

Oleh karena itu, Indonesia sebagai penggagas dan penyumbang hampir setengah dari populasi yang juga sepertiga PDB di ASEAN tentunya memiliki peran yang signifikan dalam menentukan langkah bersama di kawasan. Hal itu, sambungnya, dengan tercapainya kesepakatan substansial dalam perundingan Asean Digital Economy Framework Agreement (DEFA).

Dengan pencapaian kesepakatan substansial di bidang ekonomi digital tersebut, Ravindra berharap komitmen antar negara kawasan dapat tercapai, baik soal keamanan cyber, elektronik payment, Arus data lintas batas (Cross-Border Data Flows), dan bidang strategis lainnya.

"Kerja sama ekonomi digital ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan, bahkan hingga 366 juta dolar AS terhadap pertumbuhan PDB kawasan ASEAN pada 2030 mendatang," tutur Ravindra.

Sedangkan praktisi media John Andhi Oktaveri mengatakan Hari ini tidak ada posisi ASEAN sepenting saat ini pada saat KTT ini berlangsung di Malaysia yang kebetulan menjadi ketua ya jadi ketua ASEAN itu digilir .

lalu kaitannya dengan tema kita pada hari ini bagaimana konsolidasi kita menjadi poros kekuatan di Asean, ini yang kita bahas namun sebelum itu saya sedikit agak ke belakang dulu bagaimana sebenarnya Asean itu berdiri pada awal-awal.

Ketika pasca era perang dingin 5 negara berinisiatif untuk membentuk suatu kekuatan yang awalnya kekuatan ini hanya untuk ekonomi dan pertahanan karena ada kekhawatiran di perang dingin ketika itu ada dua kutub dunia yang sama-sama kita pahami 5 negara itu berserikat bersatu dan kebetulan pada satu saat itu Indonesia merupakan yang paling dominan.

5 negara itu adalah Indonesia ,Malaysia Thailand, Singapura dan Filipina dan Bapak Soeharto ketika itu sebagai presiden pada awal-awal menjadi leading atau pemimpin, Nah makanya sekretaris ASEAN itu berada di Jakarta untuk apa sebenarnya ASEAN saat itu ya karena kita merasa sebagai negara berkembang kita butuh satu persatuan kekuatan untuk menghadapi dua blok dunia yang saat itu Tengah bersaing.

Nah dengan kekuatan konsolidasi berhasil memimpin Asean dengan baik dan mengarahkan Asian ini menjadi ekonomi yang berkembang terutama dipicu oleh negara-negara yang berada di kawasan Asia tenggara ,ada Singapura di situ yang ekonominya terus menanjak naik ada Malaysia ,Thailand Indonesia dan semua negara-negara Asia tenggara ini punya potensi kuat untuk menjadi penggerak ekonomi dunia, saat itu menariknya adalah 5 negara ASEAN ini juga berlatar belakang kolonial sebelumnya jadi negara-negara yang memang dikuasai oleh negara-negara maju saat itu ya bahkan terakhir ini ketika Timor Leste masuk menjadi anggota.

negara-negara kolonial itu ada di Asia tenggara ada Portugal ada Inggris yang ada di Singapura dan Malaysia ada Belanda dan Indonesia ada Spanyol di Filipina kemudian ada juga beberapa yang sekarang Vietnam misalnya itu adalah Prancis nah tentu dengan latar ini menunjukkan bahwa peran Asia tidak tidak main-main karena pertama sepertiga dari permukaan bumi itu enggak Selat Malaka kekuatan pertahanan semuanya berebut di kawasan-kawasan ini apalagi kita berada juga di kawasan indo Pasifik ya inovasi ini menjadi rebutan karena Indonesia itu berada kawasan Asia tenggara di antara dua benua dua samudra maka tidak salah kalau Donald Trump presiden Amerika bela-belain datang ke Malaysia 10 tahun terakhir enggak ada kunjungan presiden Amerika tapi tumben-tumbennya apa Donald Trump datang ke Malaysia, tutur John Abdi Oktaveri. (ZAR)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Marini Rizka Handayani
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru