Medan, MPOL-Kordinator Wilayah (Korwil) Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Sumatera Utara (Sumut), Drs
Gandi Parapat menilai pernyataan Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang menyebut "Tak penting bahas ijazah namun apa kontribusimu buat negara ?", dapat diartikan untuk apa sekolah mencari ijazah karena yang bekerja itu bukan ijazah.
Baca Juga:
Kata
Gandi Parapat, banyak
media menulis ungkapan
LBP tentang ijazah. Padahal,
LBP mendirikan sekolah bergengsi hingga dunia mengenalnya dari ijazah alumninya.
" Ada baiknya pernyataan
LBP itu bisa diartikan untuk apa sekolah mencapai ijazah, karena yang bekerja itu bukan ijazah, namun orang yang berkontribusi buat negara, tanpa ijazah pun boleh berkontribusi untuk negara baik sebagai buruh, supir, yang penting membayar pajak sebagai kontribusi", kata
Gandi Parapat di Medan, Kamis (31/5/2025).
Gandi menilai, dari pernyataan
LBP tersebut, maka sekolah atau ijazah itu bukan menentukan. Sehingga ditakutkan kalau ijazah tidak menentukan, bisa menimbulkan turunnya minat generasi muda untuk bersekolah dan orang tua berkurang menyekolahkan anaknya. "Dengan demikian bisa-bisa nantinya banyak sekolah yang tutup seperti DEL milik
LBP di Toba", ujarnya.
Menurut Gandi kalau
LBP atau pemerintah tidak ingin dunia ramai tentang
Ijazah Jokowi, sebaiknya langsung saja menunjukkan
Ijazah Jokowi agar tidak menimbulkan kegaduhan atau kerugian.
"Kami sangat yakin semua manusia bangga menunjukkan ijazahnya seperti alumni DEL milik pak Luhut. Manusia hanya takut atau malu menunjukkan miliknya kebanggaannya yaitu alat kelamin yang dipergunakan saat tertentu dan hanya ditunjukkan kepada orang tertentu", ujar Gandi.
Menurut Korwil
PMPHI Sumut itu, orang yang tidak mau menunjukkan ijazah sebagai kebanggaannya bisa menimbulkan pertanyaan ke lapisan masyarakat.
Orang yang punya ilmu, yang curiga kebenaran ijazah Jokowi telah menunjukkan keilmuannya walaupun oleh orang tertentu tidak setuju.
"Disatu sisi kami berterima kasih atas pelajaran yang dibuat Jokowi untuk mencari kebenaran ijazah UGM-nya yang melibatkan berbagai Pihak seperti Dr Rismon, Dr Roy Suryo, dr Tifa dan banyak lagi yang menunjukkan keilmuannya atau mempraktekkan ilmu yang dipelajari secara formal. Itulah mungkin jawaban pertanyaan Luhut "Apa Kontribusimu Buat Negara", ujarnya.
"Mereka yang menginginkan kebenaran ijazah Jokowi adalah berdasarkan ilmu yang mereka pelajari di sekolah secara formal", tambahnya.
Disebutkan, kalaupun ada yang tidak sependat atas ijazah Jokowi, itu tidak masalah, yang jelas kata
Gandi Parapat,
LBP adalahb kebanggaan dan idolanya.
"Pak
LBP idola saya, kalau memungkinkan lahir seribu lagi orang seperti pak Luhut, karena pak
LBP sudah tua", tutup
Gandi Parapat.**
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News