Senin, 29 Desember 2025

Luar Biasa!! DPD PKN Sumut Berikan Bantuan Korban Bencana Aceh Tamiang

Josmarlin Tambunan - Rabu, 24 Desember 2025 23:16 WIB
Luar Biasa!! DPD PKN Sumut Berikan Bantuan Korban Bencana Aceh Tamiang
Medan, MPOL: Di tengah lumpur yang belum sepenuhnya mengering dan kondisi pengungsian yang masih memprihatinkan, Dewan Pimpinan Daerah Pemuda Karya Nasional Sumatera Utara (DPD PKN Sumut) turun langsung menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Langkah ini menjadi bagian dari respons terhadap kondisi darurat yang hingga kini belum sepenuhnya pulih.

Baca Juga:
Bantuan yang disalurkan DPD PKN Sumut tergolong besar dan menyasar kebutuhan mendesak masyarakat, mulai dari pangan, perlengkapan kesehatan, hingga peralatan pemulihan lingkungan. Total bantuan tersebut antara lain 10 ton beras, 200 kotak air mineral, dan 200 kotak mi instan. Selain itu, disalurkan pula 10 bal pakaian baru untuk pria, wanita, dan anak-anak, termasuk pakaian dalam, pembalut, serta popok bayi (pampers).

Untuk mendukung pemulihan pascabanjir, PKN Sumut juga menyalurkan dua boks susu anak, lima unit genset, lima unit mesin pompa air (jet washer), 20 unit angkong, serta berbagai peralatan kerja seperti 50 cangkul, 50 sekop, 50 sapu, dan 50 karet pel. Bantuan lainnya meliputi 100 selimut, 100 kelambu, 100 sarung, 100 matras, 100 lembar terpal, serta beragam kebutuhan rumah tangga lainnya.

"Kami membawa bantuan yang benar-benar dibutuhkan warga saat ini, tidak hanya makanan dan obat-obatan, tetapi juga perlengkapan untuk membersihkan rumah dari endapan lumpur serta kebutuhan dasar untuk bertahan di pengungsian," ujar Ketua DPD PKN Sumut, Edy Suranta Gurusinga, kepada wartawan, sepulang dari Aceh Tamiang pada Rabu di Medan (24/12/2025).

Bantuan tersebut disalurkan langsung ke sejumlah titik pengungsian, di antaranya kawasan Islamic Center Aceh Tamiang, Kecamatan Sekerak, Desa Bandar Mahligai, Desa Kaloi dan Kecamatan Sungai Liput. Di lapangan, warga masih berupaya membersihkan rumah yang terendam banjir, sementara sebagian lainnya bertahan di tenda darurat dengan keterbatasan tempat berteduh, pangan, dan air bersih.

Edy Suranta Gurusinga mengakui bantuan yang diberikan belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat terdampak. Meski demikian, ia berharap kehadiran PKN Sumut dapat sedikit meringankan beban warga. Dalam penyaluran bantuan tersebut, Edy didampingi Sekretaris DPD PKN Sumut Budi Dharma, jajaran pengurus DPD PKN Sumut, Ketua DPC PKN Kota Medan Sutomo Tarigan, Ketua DPC PKN Langkat Muhammad Rafi, Ketua DPC PKN Tanjung Balai Al-Mustaqim, SM, serta pengurus Satma PKN Sumut.

Aksi kemanusiaan ini bukan yang pertama dilakukan DPD PKN Sumut. Sebelumnya, organisasi ini juga tercatat aktif membantu korban banjir di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, serta di Tapanuli Tengah, baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan lembaga lain.

Di sela kegiatan, Edy menekankan bahwa tantangan terbesar justru sering muncul pada masa pascabencana. Persoalan kesehatan, tempat tinggal, serta pemenuhan kebutuhan primer menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian berkelanjutan.

"Pascabencana selalu menyisakan persoalan lanjutan. Karena itu kami mengajak seluruh anggota PKN di Sumatera Utara untuk tetap peka dan mau turun membantu. Sisihkan sedikit rezeki dan luangkan waktu untuk bergotong royong. Sekecil apa pun bantuan, akan sangat berarti bagi masyarakat," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 22 Desember 2025, bencana banjir di sejumlah wilayah Indonesia menyebabkan 1.090 korban jiwa, 186 orang dinyatakan hilang, dan sekitar 7.000 orang mengalami luka-luka. Total pengungsi di tiga provinsi terdampak mencapai 499.900 jiwa, dengan kerusakan lebih dari 147.000 rumah serta ratusan fasilitas publik.

Kabupaten Aceh Tamiang menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah. Sedikitnya 68 orang meninggal dunia, sementara lebih dari 150.500 warga terpaksa mengungsi. Proses pemulihan masih menghadapi berbagai hambatan, mulai dari rusaknya akses jalan, keterbatasan listrik, hancurnya rumah tempat tingal, hingga krisis air bersih termasuk rusaknya areal pertanian dan usaha.

Di RSUD Aceh Tamiang, tenaga medis dilaporkan bekerja tanpa henti menangani lonjakan pasien. Anak-anak dan kaum ibu menjadi kelompok paling rentan terhadap risiko kekurangan gizi serta penyakit akibat lingkungan yang belum sepenuhnya higienis. Dalam kondisi tersebut, bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak menjadi penopang penting bagi harapan warga untuk bangkit kembali.**

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Josmarlin Tambunan
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru