Medan, MPOL - Kepala Cabang (Kacab)
Toba Perumda
Tirtanadi Solahudin Siregar angkat bicara terkait pemberitaan di salah satu media online yang menuding produksi air bersih
Tirtanadi "asal jadi" ditepis Solahudin Siregar.
Baca Juga:
"Setiap air baku yang akan disalurkan ke pelanggan sudah melalui proses pengolahan sesuai aturan yang berlaku,"kata Solahudin Siregar melalui telepon selularnya Medan, Minggu (20/4/2025).
Menurut Solahudin Siregar adanya pemberitaan yang menyatakan produksi air di cabang
Toba asal jadi tanpa proses baku mutu yang berlaku, sangat tidak benar.
"Jadi tidak benar yang diberitakan itu bang, setiap air baku yang diambil dari sumber, kemudian diolah sesuai aturan dan diperiksa oleh tim laboratorium, setelah sesuai Permenkes barulah kita alirkan ke pelanggan," ujar Solahudin Siregar.
Solahudin melanjutkan bahwa air yang diproduksi di cabang
Toba sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dan hasil analisa dari tim laboratorium sudah layak dipergunakan oleh pelanggan karena telah sesuai dengan Permenkes dan aturan yang berlaku.
Lebih jauh Solahudin Siregar mengatakan pengolahan air di cabang
Toba selain sudah sesuai baku mutu dengan persyaratan kimia baik untuk membunuh kuman dari air baku dan sudah dilakukan hasil uji kualitas air dari tim laboratorium kantor pusat Perumda
Tirtanadi.
Sementara Kepala Laboratorium
Tirtanadi Rina Melati mengatakan bahwa air yang disalurkan ke pelanggan yang ada di cabang
Toba sudah sesuai standart Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) No 2 tahun 2023 tentang kesehatan dan lingkungan termasuk standart baku mutu air minum selain itu sumber air dan pelanggan Cabang
Toba senantiasa dimonitor secara berkala oleh tim laboratorium pengujian kantor pusat yang datang ke Cabang
Toba untuk memeriksa sumber air baku.
"Kami dari kantor pusat (Jl SM Raja Medan) datang ke Cabang
Toba untuk memeriksa kualitas air selama hari kerja pada tiap bulannya dan setiap bulan diganti sesuai dengan jadwal pengambilan sampel ke cabang zona 2 (ke daerah)," kata Rina Melati.
Kemudian kata Rina tim laboratorium tetap melakukan koordinasi dengan Kacab karena terkadang ada juga air keruh yang terdistribusi ke pelanggan jika terjadi banjir air sungai sehingga produksi air terpaksa menjadi turun.
Dilanjutkan Rina timnya yang datang ke cabang
Toba selama lima hari itu memeriksa kualitas sumber air baku yang ada di Aek bolon Laguboti, Hau Natas, lumban Silintong, Siantar Narumonda, Simangkuk dan Lumban Binanga setelah timnya bekerja selama lima hari dan selanjutnya dilakukan pengujian air di laboratorium pengujian kantor pusat Kota Medan yang sudah terakreditasi untuk analisa lebih lanjut.
"Setelah kami uji di laboratorim yang ada di kantor pusat Medan seluruh air baku yang ada di cabang
Toba hingga saat ini, berdasarkan hasil analisa laboratorium sesuai Permenkes tingkat kekeruhannya sangat layak dipergunakan oleh pelanggan," ujarnya.
Selain itu Kepala Bidang Komunikasi dan Publikasi Lokot Parlindungan Siregar menghimbau kepada pelanggan jika mendapati air keruh di rumah dapat berhubungan langsung ke Cabang
Toba atau menghubungi call center 1500 922 agar petugas mengetahui lokasi rumah yang mendapat gangguan.
"Kepada para pelanggan kami mohon jika ada gangguan air di rumahnya agar datang langsung ke kantor cabang atau menghubungi call center 1500 922 supaya petugas lebih mudah ke lokasi rumah yang terjadi gangguan air," ujar Lokot Siregar.
Seperti diketahui Perusahaan Umum Derah (Perumda)
Tirtanadi dan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab)
Toba pada tahun 2024 melakukan perpanjangan kembali Memorandum of Understanding (MoU) Kerjasama Operasi (KSO) Nomor 11/DIR/Perumda
Tirtanadi / KSO/2024 tentang Pengelolaan Sistem penyedia Air Minum di Kabupaten
Toba selama 3 tahun sampai dengan bulan Juli tahun 2027 yang dihadiri oleh Bupati
Toba Poltak Sitorus bersama beberapa orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Toba untuk Perunda
Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara mengelola air bersih di Kabupaten
Toba.***
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Marini Rizka Handayani