Tarutung, MPOL -Pernyataan yang dilontarkan
Ephorus HKBP Pdt. Viktor Tinambunan yang mendesak untuk menutup Toba Pulp Lestari (TPL) menimbulkan pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat.
Baca Juga:
Sangatlah tidak tepat,
Ephorus HKBP Pdt. Viktor Tinambunan yang baru bertugas lebih kurang enam bulan sudah menyuarakan menutup
TPL.
" Masih sangat banyak persoalan mendasar, baik itu dalam internal gereja hingga persoalan sosial masyarakat yang lebih membutuhkan atensi dari seorang
Ephorus HKBP daripada sekedar desakan penutupan
TPL, " ujar mantan Ketua Pengawas Yayasan Nomensen
Capt. Anthon Sihombing kepada sejumlah wartawan, Senin (2/6) di Brew Cafe Tarutung.
Anthon mengisahkan awal berdirinya PT Inti Indorayon Utama yang sangat memberikan dampak perubahan besar dalam kehidupan masyarakat di wilayah Tapanuli hingga kemudian berganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari dengan konsep ramah lingkungan.
"Awalnya
TPL berdiri berdasarkan keinginan masyarakat hingga kondisi terkini yang go public, dan dampak keberadaannya sangat dirasakan masyarakat," sebutnya.
Menurutnya, terkait adanya seruan
Ephorus HKBP yang mendesak penutupan
TPL, hal ini sangatlah tidak tepat. Saya lebih sepakat agar upaya pengawasannya yang ditingkatkan. Jika ada pernyataan tutup
TPL, saya kira akan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Sebelum menyatakan seruan untuk penutupan
TPL, harusnya dibarengi pertimbangan mendasar sehingga tidak menjadi polemik dan menciptakan polarisasi di tengah masyarakat luas.
"Presiden Prabowo saja sangat aktif dalam menciptakan iklim investasi yang baik dan aman di negeri ini, serta mengundang kehadiran dari para pimpinan negara-negara sahabat yang tujuannya jelas agar mereka berinvestasi di Indonesia untuk membangkitkan perekonomian bangsa. Ini kita malah mau menutup
TPL yang keberadaannya tentu merupakan investasi besar untuk mendukung kemajuan bangsa. Janganlah HKBP itu seperti LSM, "terangnya.
Sebelumnya,
Ephorus HKBP, Pdt DrVictor Tinambunan, belum lama ini, menyerukan agar PT
TPL ditutup karena berdampak negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan konflik horizontal di Tano Batak.
Pdt Victor juga secara tegas menyerukan agar
TPL ditutup karena dinilai tidak membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar, melainkan menimbulkan krisis lingkungan dan konflik horizontal.
HKBP mengklaim bahwa keberadaan
TPL telah menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti banjir, pencemaran air dan udara, serta hilangnya lahan pertanian produktif.
Namun, tudingan tersebut dibantah oleh Direktur PT
TPL, Jandres Silalahi yang menyayangkan pernyataan tutup
TPL dan menyatakan bahwa perusahaan telah berinvestasi besar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
TPL juga mengklaim bahwa mereka telah menjalankan praktik perusahaan yang baik dengan menanam dan memanen pohon secara berkelanjutan. **
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News