Selasa, 29 Juli 2025

Putra Sisordak Sudihartono Purba Sukses Menjadi Petani Millenial

Darwin Manalu - Sabtu, 26 Juli 2025 21:16 WIB
Putra Sisordak Sudihartono Purba Sukses Menjadi Petani Millenial
Ist
Petani Millenial Sudihartono Purba diantara kebun tomat dan cabai merah yang tumbuh subur di kebunnya.
Taput, MPOL -Kepala Desa (Kades) Sisordak Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara Sudihartono Purba telah membuktikan karyanya sebagai seorang petani millenial yang telah mampu mencetak uang yang cukup besar dari pertanian.

Baca Juga:
Baginya, bertani holtikultura khususnya cabe merah dan tomat mampu memberikan pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan pekerja kantoran.

Dalam menggeluti sesuatu pekerjaan selalu mengedepankan prinsip "Mata Guru Roha Sisean", dia adalah Sudihartono Purba.

Walau telah berhasil menjadi seorang petani millenial, akan tetapi sebagai seorang Kades, Sudihartono Purba juga ulet dalam memimpin desanya. Terbukti, Ayah empat orang anak itu kembali dipercaya warganya menjadi Kades dua periode.

Dari 14 desa yang ada di Kecamatan Parmonangan, Desa Sisordak yang berpenduduk kurang lebih 800 jiwa (157 KK) itu menjadi salah satu desa yang paling maju di kecamatan penghasil kemenyan itu.

Putra Sisordak kelahiran 1988 itu mulai menggeluti pertanian di usia yang masih muda 21 tahun. Di usia 37 tahun Sudihartono Purba tercipta menjadi seorang petani sukses.

Kala itu dia termotivasi dari petani -petani millenial yang sudah sukses dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Karo, Dairi dan Simalungun.

" Saya tertarik kegigihan para petani millenial di beberapa kabupaten tersebut. Saya beranikan diri membuka lahan 1 hektar, yang dulunya lahan tidur menjadi lahan produksi. Lahan itu merupakan warisan orang tua saya yang dulu parhutaan ( perkampungan), " katanya kepada beberapa media yang kebetulan menyinggahi perladangannya usai melaksanakan perjalanan tugas jurnalistik di Kecamatan Parmonangan.

Untuk modal awalnya, Sudihartono minjam uang dari koperasi dohot KUR (koperasi Usaha Rakyat ) CU Aek Raja.

Jujur, kita bersama media salut dilahan 1 hektar itu, tumbuh subur sekitar 200 pokok jeruk madu, 10.000 batang tomat dan cabe merah dengan pola tumpang sari.

" Tomatnya sudah panen dua kali, minggu depan akan panen lagi. Kalau dihitung-hitung, dari produksi tomat ini nanti sudah bisa mengembalikan modal dan malah beruntung diharga yang masih stabil, " ucapnya seraya bersyukur tanamannya tumbuh subur serta menghasilkan paska kemarau panjang.

Pandangan kita juga tertuju pada tanaman cabai merah yang tumbuh subur dan sudah pada tahap berbunga.

Berbeda dengan tanaman jeruk madu yang menjadi bagian dari tanaman tumpang sari, kondisi saat ini sebagian mulai berbuah.

Sore yang indah itu dengan hembusan angin sejuk dari balik pepohonan, Sudihartono sambil meneguk segelas tuaknya mengatakan, cabai merah itu akan tumbuh lagi dan lebih tinggal lagi sebelum hari panen tiba.

Dia memperhitungkan dari hasil panen cabai merah akan menjadi untung seutuhnya. " Puji Tuhan, dari hasil bertani ini perekonomian keluarga saya berangsur membaik malah saya sudah bisa membuka usaha yang lain," pungkasnya.

Saking asiknya bercanda dengan teman media sambil menikmati tuak takkasan, dia sedikit mengulas sisi masa lalunya sebelum menjadi sukses.

Dulunya, saya bercita-cita menjadi seorang TNI - AD. Mulai melamar tahun 2007 & 2008, tetapi orang tua saya pada saat itu kurang setuju karena faktor tekanan ekonomi lemah untuk biaya - biaya proses test.

Karena tekad yang kuat, untuk melamar saya meminjam uang saudara untuk mewujudkan cita-cita saya.

" Dibalik itu semua, ternyata Tuhan berkehendak lain. Walaupun saya lolos test, Tuhan melalui doa orangtua saya, memilih saya untuk seperti ini. Saya pulang kampung, ternyata orang tua saya lebih menginginkan saya nantinya menjadi Kepala Desa, karena dulu bapak saya seorang Kepala Desa. Indah pada waktunya, " cetusnya dengan senyum.

Dalam menggeluti kehidupan sebagai petani desa, ia selalu mengedepankan prinsip "mata guru roha sisean". Artinya melakukan segala aktivitas menggunakan mata untuk melihat,memperhatikan dan melaksanakan pekerjaan dengan mengandalkan iman dan selalu berpikiran positif.

Selaku kepala desa juga petani milenial, berusaha memberikan contoh positif bidang pertanian bagi kawula muda. Baik melalui inovasi, keberhasilan ekonomi, atau kontribusi sosial ditengah warganya.

" Ayo Bertani saudara-saudara petani Melenial dengan Filosopi nenek moyang kita "Mata Guru ,Roha Sisean (Melihat,Memperhatikan & Melaksanakan), " pintanya.

Sudihartono tidak menampik, walau warga Desa Sisordak dan warga desa lain yang umumnya petani, termasuk mereka kaum muda sesekali datang berkunjung sekadar berdiskusi.

"Kami saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan petani lain, tentu bisa membantu meningkatkan kualitas pertanian mereka masing-masing," ujarnya.

Dengan memanfaatkan teknologi dan pendekatan yang lebih modern, Sudihartono meyakini bahwa pertanian bisa menjadi sektor yang menjanjikan bagi generasi milenial di Taput.

Justru itu ia merespon positif program Pemkab Taput untuk menarik minat anak-anak muda terjun menggeluti pertanian.

Selain berhasil memulihkan perekonomian keluarga, dari hasil pertaniannya, putra parmonangan itu sudah bisa membeli mobil pribadi toyota avanza.

Bahkan membangun 'Raja Noah Music ' Mardongan Ijur Bari, peralatan pesta dan lain sebagainya.

Dari hasil bertaninya itu juga, putra bungsu dari 10 bersaudara itu mampu membeli mobil truck untuk mengangkut alat-alat musik dan peralatan pestanya.**

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Maju Manalu
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru