Medan, MPOL - Festival Penulis Danau Toba (LTwF) 2025 berhasil menyelesaikan edisi ketiganya di Samosir, Sumatera Utara. Acara yang berlangsung pada 11-13 September di tepi Danau Toba ini mendapat pengakuan internasional dari UN Tourism sebagai "inisiatif yang benar-benar menginspirasi" dan kini telah menjadi anggota Global Association of Literary Festivals.
Baca Juga:
Festival dibuka pada 11 September dengan makan malam penyambutan dan upacara pemotongan kue. Pada 12 September, penghormatan diberikan kepada dua sosok legendaris: novelis Indonesia Pramoedya Ananta Toer dan penyair Inggris William Wordsworth.
Terinspirasi oleh Danau Toba, Amol Titus, Pendiri Indonesia Wise dan seorang penulis asal India, meluncurkan epik puisi dialognya, The Ballad of Lake Toba, di festival ini.
" Saya menganggap Danau Toba sebagai "ibu danau" yang memberinya inspirasi dan kenyamanan. Karyanya tidak hanya mengangkat mitologi dan legenda, tetapi juga menyoroti isu-isu kontemporer seperti krisis air, deforestasi, polusi, dan kesenjangan sosial. Untuk menyampaikan pesannya, saya berkolaborasi dengan seniman musik dan tari," katanya, Sabtu (13/9/2025).
Festival ini diawali di Medan pada 10 September dengan pembacaan puisi dan pertunjukan tari oleh Thomson Hutasoit. Amol Titus juga diundang oleh Tetty Naibaho untuk berkolaborasi dalam acara 'Trail of the Kings' UTMB yang akan digelar Oktober 2025.
Selain Amol Titus, festival ini menghadirkan beragam pembicara terkemuka seperti Saut Poltak Tambunan, Martha Pardede, dan Asma Nadia. Sesi pembacaan puisi di tepi danau pada 12 September menjadi salah satu momen paling berkesan, di mana karya-karya penyair dari dalam dan luar negeri dibacakan dan didiskusikan.
Festival Penulis Danau Toba secara proaktif mendukung kebangkitan Bahasa Batak. Saut Poltak Tambunan menyatakan, "Festival ini telah berkembang pesat sejak 2023.
"Kami menyediakan wadah untuk merayakan bahasa kuno kita dan memahami keunikan nuansanya."Melalui sumbangan buku ke perpustakaan, festival ini turut membantu menyebarkan pendidikan dan literasi," ujarnya.
Gubernur Sumatera Utara, M. Bobby Afif Nasution, memuji festival ini sebagai bagian penting dari agenda literasi dan seni di provinsi, dengan harapan dapat "melahirkan gagasan-gagasan besar, karya-karya yang menginspirasi, dan gerakan kolektif untuk menjaga Danau Toba."
Dukungan penuh juga datang dari pemerintah daerah, seperti yang disampaikan oleh Arnod Sitorus, yang mewakili Bupati Vandiko Goeltom. Rektor USU menambahkan bahwa festival ini adalah "ruang pertemuan karya dan gagasan" yang memperkuat solidaritas kemanusiaan.
Pada 13 September, diadakan perayaan khusus atas "green card" yang diberikan UNESCO kepada Kaldera Toba UNESCO Global Geopark. Azizul Kholis, General Manager Geopark, menyebut festival ini sebagai forum penting untuk mendiskusikan dan mendokumentasikan keanekaragaman budaya lokal.
Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya, Amol Titus dianugerahi gelar kehormatan "Batara Guru Panaosoi".
Thomson Hutasoit menjelaskan bahwa gelar ini diberikan untuk "mengakui dedikasinya kepada masyarakat Batak, Sumatera Utara, dan Indonesia melalui karya dan usahanya yang inspiratif."
"Saya ucapkan terima kasih dan berjanji untuk melipatgandakan upaya saya untuk mendukung pembangunan daerah secara berkelanjutan yang menyeimbangkan fokus pada ekonomi inklusif, budaya, dan perlindungan lingkungan," ujarnya.
Festival ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat melalui penjualan kuliner dan suvenir, serta menampilkan pertunjukan tari dari penari muda.
Senada dengan Amol Titus, Dr. Azizul Kholis, General Manager Badan Pengelola Toba Kaldera UNESCO Global Geopark (TGU Geopark), mengumumkan rencana untuk meningkatkan Lake Toba Writer's Festival menjadi "Geofest" atau Geopark Festival.
"Kami sudah punya rencana pengembangan kegiatan festival ini menjadi Geofest, yang akan kami tingkatkan kapasitasnya, materi acaranya, dan keterlibatan pesertanya," ujar Dr. Kholis.
Pengembangan ini bertujuan untuk menampung lebih banyak aspirasi dari penulis dan jurnalis, serta meningkatkan jumlah publikasi tentang Danau Toba.
Dr. Kholis menegaskan bahwa Badan Pengelola TGU Geopark siap berkolaborasi untuk menjadikan Geofest sebagai agenda yang lebih besar di tahun 2026.
"Yang menarik, Geofest tahun depan akan menjadi acara kolaborasi internasional yang akan diadakan bersama dengan Geopark Raja Ampat di Sorong, Papua, dan Geopark Lenggong di Perak, Malaysia," katanya.
Pencapaian "Green Card" dari UNESCO yang baru saja diraih menjadi dorongan bagi TGU Geopark untuk terus berbenah. Dr. Kholis optimis, dengan status baru ini, Danau Toba semakin siap menyambut wisatawan dan mempromosikan kekayaan alam serta budayanya ke kancah internasional.
Festival Penulis Danau Toba akan kembali digelar pada September 2026, dengan serangkaian acara pendukung yang akan diadakan di seluruh wilayah. ( ina)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Baringin MH Pulungan