Taput, MPOL -Pagi itu, langit Tarutung seolah ikut bersorak. Sejak pukul tujuh, ribuan orang sudah memadati halaman Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung.
Baca Juga:
Jalanan penuh dengan spanduk ucapan selamat, dan wajah-wajah haru. Hari itu, Tarutung tidak sekadar menjadi tuan rumah sebuah acara akademik — ia menjadi saksi sejarah kebangkitan pendidikan Kristen Indonesia.
Sabtu, 18 Oktober 2025 akan diingat lama: Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Kristen (PAK)
IAKN Tarutung menggelar Yudisium dan Pengukuhan Gelar Guru Profesional untuk 754 peserta dari berbagai daerah. Mereka datang membawa mimpi — dan pulang dengan gelar serta tanggung jawab baru, guru profesional yang berjiwa pelayanan.
"Mereka bukan hanya guru, mereka adalah utusan Tuhan di ruang-ruang kelas," ucap salah satu dosen pembimbing yang tak kuasa menahan air mata.
Bagi banyak orang, acara ini bukan sekadar seremoni. Ia menandai kebangkitan
IAKN Tarutung sebagai pusat pendidikan Kristen di wilayah Barat Indonesia.
Kampus ini kini dikenal sebagai satu-satunya penyelenggara resmi PPG Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di bawah Kementerian Agama RI.
Namun di balik semua keberhasilan itu, ada figur yang tak luput dari sorotan — Dr. Sandy Ariawan, S.M.G., S.Pd.K., M.A., M.Pd.K., sang arsitek sekaligus penggerak utama di balik keberhasilan Prodi PPG PAK.
Sebagai Kaprodi PPG PAK, Dr. Sandy dikenal bukan hanya karena kecakapannya dalam manajemen pendidikan, tetapi karena jiwa pelayanannya yang tulus. Ia hadir di setiap rapat, mendampingi mahasiswa dalam setiap tahap, dan memberi sentuhan kepemimpinan yang humanis.
"Kami tidak membentuk guru yang hanya pintar mengajar. Kami membentuk pelayan yang berpikir," tegasnya saat ditemui usai pengukuhan.
Yang mengejutkan, di tengah kesibukannya memimpin program berskala nasional ini, Dr. Sandy tetap konsisten menulis. Informasi yang diperoleh dari koleganya menyebut, ia telah menerbitkan beberapa artikel di jurnal top terakreditasi nasional, membahas spiritualitas pendidik, etika digital guru, hingga psikologi pendidikan berbasis iman.
Dalam waktu dekat, satu lagi karyanya segera terbit: sebuah buku berjudul "Psikologi Perkembangan dan Implikasinya dalam Dunia Pendidikan".
Buku ini digadang-gadang akan menjadi salah satu referensi utama bagi mahasiswa pendidikan, guru, dan dosen dalam memahami dimensi psikologis peserta didik dari sudut pandang iman Kristen.
"Menulis bagi saya bukan beban, tapi ibadah," ujar Dr. Sandy sambil tersenyum tenang.
"Melalui tulisan, saya ingin menyatukan dua hal yang sering dipisahkan: ilmu pengetahuan dan panggilan iman. Buku ini adalah doa saya untuk dunia pendidikan."
Salah seorang rekannya menuturkan, "Beliau bukan hanya kaprodi, tapi inspirasi. Bahkan dalam kesibukan luar biasa, Beliau tetap menyempatkan diri menulis. Itu luar biasa."
PPG: Dari Tarutung Menuju Nusantara
Program PPG yang kini digawangi Dr. Sandy adalah laboratorium besar pembentukan karakter guru PAK di Indonesia.
Lebih dari 2.000 guru sedang ditempa dalam batch kedua dan ketiga, yang akan segera mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa PPG (UKMPPG) serentak nasional bulan ini.
Prosesnya intensif — dari pembelajaran daring, observasi kelas, praktik reflektif, hingga evaluasi lapangan. Namun semangat para peserta tak pernah surut, karena mereka sadar: ini bukan sekadar soal sertifikasi, tapi soal panggilan pelayanan.
"Kami ingin setiap guru PAK yang lahir dari
IAKN Tarutung menjadi mercusuar moral di tengah dunia pendidikan yang makin pragmatis," ujar Dr. Sandy.l
Tepuk tangan bergema saat Bupati Tapanuli Utara, Dr. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, naik ke podium.
Dengan suara lantang dan karisma yang khas, ia menegaskan bahwa apa yang terjadi di Tarutung hari itu adalah bukti nyata kebangkitan pendidikan Kristen nasional.
"Tarutung bukan hanya kota kecil di Utara Sumatera. Ini tanah lahirnya iman Kristen Indonesia, dan dari sini pula lahir para guru profesional yang akan membangun generasi emas 2045!" ungkapannyq.
Dalam sambutannya, ia juga menyatakan dukungan total terhadap peningkatan status
IAKN Tarutung menjadi Universitas Kristen Negeri (UKN).
"Saya pribadi menjadi garda terdepan dalam perjuangan ini. Kita harus wujudkan kampus Kristen negeri yang berkelas dunia dari Tarutung," harapnya.
Pagi itu, suasana auditorium berubah hening ketika Rektor
IAKN Tarutung, Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si., naik ke panggung bersama Dekan dan Kaprodi PPG, Dr. Sandy Ariawan.
Satu per satu nama peserta dipanggil. Sertifikat pendidik diserahkan. Beberapa peserta menunduk, menitikkan air mata.
"Ini bukan sekadar gelar," kata Afrilinisa, peserta asal Pematangsiantar.
"Ini adalah bukti kasih Tuhan dan panggilan kami untuk melayani dengan hati." Sorak dan tepuk tangan panjang mengiringi penyerahan sertifikat terakhir.
Dalam pidato penutupnya, Rektor
IAKN Tarutung, Prof. Albiner Siagian, menegaskan bahwa keberhasilan PPG ini hanyalah awal.
"
IAKN Tarutung sudah membuktikan diri sebagai pelopor PPG Kristen di Indonesia bagian Barat. Selanjutnya, kami akan terus memperluas pelayanan melalui riset, teknologi, dan jejaring global."
Rektor juga menegaskan bahwa pendirian Fakultas Saintek adalah langkah nyata menuju integrasi antara iman dan sains.
"Kita tidak hanya ingin menghasilkan guru, tapi pemimpin — pemikir Kristen yang mampu menjawab tantangan zaman dengan pengetahuan dan kasih." ungkapnya.
Ia menunjukkan bahwa iman dan ilmu bisa berjalan bersama, dan pendidikan bisa menjadi ladang pelayanan.***
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News