Labura, MPOL -
Baca Juga:
Dana Revitalisasi SMP di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) kembali menjadi sorotan dan menuai masalah.
Labura salah satu Kabupaten yang mendapatkan bantuan dana revitalisasi SMP sebanyak 13 Sekolah.
"Gelombang I ada 8 SMP Negeri dan Swasta dan Gelombang II ada 5 SMP Negeri dan Swasta" ujar Kasi Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Labura, Irsyad dalam keterangannya dikutip Selasa (11/11/25).
"Kita jangan sia-siakan kesempatan ini. Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan melalui bantuan revitalisasi ini, khususnya pembangunan dan rehab sekolah-sekolah diharapkan kedepannya mutu dan kualitas Pendidikan di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin baik karena sarana prasarananya baik semua" tambahnya.
Irsyad menjelaslan revitalisasi ini murni dilaksanakan P2SP (Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan) secara swakelola.
Dinas Pendidikan kata dia, hanya memfasilitasi adminitrasi mereka dengan bimtek. Dan kegiatan ini diawasi Tim Teknis (Ahli Sipil dan Arsitek) serta Fasilitator Teknis dari UMSU dan UNIMED, kalau tidak salah fasilitator untuk Kabupaten Labura ada 4 orang akademisi, jadi kami hanya sebagai "Tuan Rumah" saja.
"Semuanya swakelola, dan sepenuhnya kebijakan mereka dilapangan sesuai Petunjuk Teknis (juknis)
Dana Revitalisasi Tingkat SMP Tahun 2025" terang Irsyad.
Terkait adanya sorotan Media dan LSM dalam pelaksanaan
Dana Revitalisasi SMP Tahun 2025 ini.
Irsyad menjelaskan masalah ini (revitalisasi) tidak terlepas dari sorotan LSM dan awak media, terutama Pak Kadis.
"Hal ini aka kami jawab sesuai faktanya saja bahwa Dinas Pendidikan tidak ikut campur dalam pembangunan, murni diserahkan ke P2SP," tandasnya.
Pantauan MPOL dilapangan banyak menemukan fisik bangunan sekolah pada gelombang I, 2 sekolah sudah selesai dan 6 lainnya sudah finishing, dan 4 sekolah gelombang II saat ini masih dalam kejar progress.
"Untuk 4 Sekolah Penerima Gelombang II baru dimulai kerja Oktober lalu, baru berjalan kurang lebih sebulan, tetapi progress mereka sudah berkisar 50%-70%. Sehingga kami bisa prediksi Desember nanti Insya Allah akan selesai" jelas M. Yusuf Silaen, ST. Salah satu Tim Teknis (Pengawas) pelaksanaan revitalisasi SMP Tahun 2025.
"P2SP sudah bekerja keras, karena dalam kurun waktu sekitar 90 hari kalender mereka harus selesaikan pembangunan/rehab sekolah. Kami dari tim teknis membantu dengan mengarahkan teknis kerja, menyusun daftar belanja, jadwal penggunaan material dan upah sehingga dana tersebut terarah dan efisien. Dan kami optimis pekerjaan ini akan on schedule (sesuai jadwal)," tambah M. Yusuf, ST.
"Mereka (P2SP) guru, bukan kontraktor yang berlatar belakang sipil atau arsitek. Tapi dituntut harus bisa selesaikan dalam waktu 90 hari saja. Tapi, dengan semangat dan optimisme, kamipun sangat yakin akan selesai pada akhir Desember nanti" ucap M. Yusuf.
Dikesempatan tersebut awak media ini mewawancarai Kepala Sekolah didampingi Ketua P2SP.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Aek Natas, Haposan Tampubolon, S.Pd ketika ditanya awak media menjelaskan kami disini puji Tuhan ngak ada masalah, P2SP kami dituntun dan diawasi Pengawas teknis yang ahli dan Fasilitator dari Unimed.
"Setiap saat kami selalu bertanya dan koordinasi apabila ada kendala atau hal yang tidak kami mengerti," ujarnya.
Ketua P2SP SMP Negeri 1 Aek Natas, Solekan selaku ketua pembangunan menjelasakan kami mendapatkan bantuan rehab 3 Ruang Kelas, Rehab 1 Ruang Laboratorium IPA, Bangun Ruang UKS dan Rehab Kantor Adminitrasi yang jumlahnya sesuai yang ada di plank proyek.
Hasil pengamatan di 10 sekolah yang diinvestigasi, rata-rata kondisinya sama, pekerjaan kontruksi revitalisasi ini di menejemen fasilitator teknis.
"Alhamdulillah sekolah yang saya fasilitasi sampai saat ini tidak ada kendala yang signifikan dalam arti berjalan normal dan baik. Kepala Sekolah serta Ketua P2SP sangat kooperatif, jadi koordinasinya baik dan lancar," ujar Ardiansyah Pasaribu, ST selaku Fasilitator Teknis dari UMSU.
Saat berkunjung ke SMP Negeri 1 Na IX-X untuk meliput kegiatan pelaksanaan revitalisasi tingkat SMP.
Ketua P2SP dan Kepala sekolah meyampaikan bahwa mereka mendapatkan bantuan revitalisasi SMP Tahun 2025.
"Alhamdulillah kami dapat 3 unit. 1 RKB 1 Lab dan 1 lagi Toilet, biayanya 1 Milyar," ujar Kepala Sekolah SMP 1 Na IX-X, Juliana Marpaung, S.Pd., M.Pd.
"Tapi itulah pak, fitnah dituduhkan kepada kami (kepala sekolah) yang diduga memperkaya diri sendiri. Bahkan saya dengar ada sekolah lain sampai di demo sehingga muncul rasa takut," cetusnya.
Ketakutan yang dimaksud sama halnya dengan kepala sekolah yang lain, alasannya mereka (P2SP) tidak begitu mengerti bangunan.
Akan tetapi dengan adanya tim teknis perencana dan pengawas serta faslitator teknis hingga akhirnya P2SP merasa terbantu sehingga tidak ada lagi kekhawatiran .
"Dan sampai saat ini kami harus kerja keras menyelesaikan pembangunan sampai Desember ini. Dengan waktu 90 hari. Saya sebagai penanggungjawab kegiatan sudah dituduh macam-macam" sambung Juliana Marpaung.
Senada dengan Kondisi SMP Negeri 1 Na IX-X, ternyata SMP Negeri 2 Kualuh Selatan yang dikapalai Eliamran Siagian, S.Pd mengungkapkan hal serupa.
Bahkan pihaknya sudah diberitakan oleh salah satu media online.
Media tersebut menduga Kepala sekolah memperkaya diri sendiri, Konsultan dan Ketua P2SP dikatakan bahwa pekerjaan tidak sesuai spesifikasi dan Juknis.
"Kami inikan guru, bukan ahli bangunan. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan ini kami didampingi tim teknis yang merupakan ahli konstruksi ahli dibidangnya. Didampingi juga oleh fasilitator dari Unimed. Yang menilai bangunan ini salah dan tidak sesuai spesifikasi adalah mereka (pengawas). Saya selaku penanggungjawab kegiatan perlu diberi masukan oleh LSM dan wartawan. Jadi, dimana salahnya agar bisa kami suruh P2SP memperbaiki. Tapi sayangnya, mereka terus menuduh kami sehingga berita itu dibaca anak, istri dan keluarga. Bapak kan wartawan, Silahkan beritakan kami. Tapi harus objektif lah. Bukan mencari cari kesalahan. " kata Eliamran dengan nada mengeluh.
Informasi yang berkembang dilapangan menyebutkan ada Kepala Sekolah menunjukkan bukti percakapan dan permintaan uang dan kalimat ancaman dari oknum-oknum LSM dan media tertentu.
Bahkan ada bukti transferan. Ada oknum wartawan tidak mau diberi Rp 500 ribu, tapi minta Rp 2 Juta secara paksa.
Akan tetapi permintaan ini ditolak pihak kepala sekolah.
Akibatnya, sekolah yang dapat dana revitaliasi diberitakandan dianggap pekerjaan tidak sesuai spesifikasi dan juknis.
Mirisnya, dalam pemberitaan tersebut kepala Sekolah dituduh korupsi dan memperkaya diri sendiri, konsultan dan P2SP.
"Ini tuduhan serius, saya sebagai pengawas disekolah tersebut diberikan honor resmi sesuai aturan dan juknis yang berlaku. Honor pengawasan tersebut diterima setiap bulan dari Bendahara P2SP. Ini ada pertanggungjawaban ke Negara," ucap M. Yusuf, ST.
Sementara, Ketua LSM Sakti Sumut Renaldi Jhonson Hutajulu, ST yang juga aktivis lingkungan hidup dan Kehutanan ketika diminta tanggapannya menyatakan bahwa dirinya tidak mau menanggapi yang tidak substansi.
Tetapi jika menyangkut kualitas bangunan, spesifikasi teknis saya punya kompetensi.
"Saya sudah lihat beberapa sekolah yang sedang dikerjakan P2SP. Secara keseluruhan sudah baik. Kita harus menilai objektif. Contohnya material Rangka atap yang digunakan sesuai karena memakai merek SNI. Catnya Vinilex dan Jotun. Lantainya Granit. Artinya spek yang dipakai sudah diatas standart. Lalu kawan-kawan LSM dan wartawan bilang tidak sesuai spek. Itukan tidak berdasar. RAB dan Gambar itu prototype diseluruh Indonesia. Produk kementerian Pendidikan. Lalu kita orang Labura ngomong tidak sesuai spek. Kan aneh itu? Atau minimal jelaskan secara ilmiah, secara teknis atau aturan mana yang dilanggar atau tidak sesuai," ujarnya dengan nada bertanya.
"Sudahlah, itu sudah klise. Mereka (P2SP) itukan didampingi ahli tim teknis dan fasilitator. Tidak mungkin mereka melakukan hal yang konyol. Setiap pekerjaan ada plank proyeknya," pungkas Hutajulu.
Terkait adanya tuduhan korupsi. Pihak kepala sekolah masih pertimbangkan untyk membuat laporan, dan mereka fokus menyelesaikan pekerjaan dengan sisa waktu sampai Desember 2025.(*)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News