Jumat, 28 November 2025

Warga Desa Anggoli Selamat dari Banjir Bandang, Kini Terjepit Ancaman Kelaparan 

Laporan Khusus dari Anggoli, Sibabangun, Tapteng
Redaksi - Jumat, 28 November 2025 10:50 WIB
Warga Desa Anggoli Selamat dari Banjir Bandang, Kini Terjepit Ancaman Kelaparan 
Sudiman, ayah dari Bu Yuni, gagal menjenguk anaknya di Desa Anggoli akibat seluruh akses darat lumpuh. (Dok. Azhar Hasibuan
Tragedi banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) tidak hanya menyisakan kerusakan fisik dan korban jiwa. Di balik hiruk-pikuk penanganan bencana, sebuah kenyataan lain muncul dari Desa Anggoli, Kecamatan Sibabangun: ratusan warganya yang selamat dari banjir bandang kini justru menghadapi ancaman kelaparan dan keterisolasian total.

Baca Juga:
Tidak Tercatat sebagai Korban, Tidak Mendapat Jadup

Warga Anggoli yang rumahnya tidak hancur oleh banjir tidak dimasukkan ke dalam daftar penerima Jatah Hidup (Jadup). Padahal, mereka juga terdampak secara ekonomi dan logistik karena seluruh akses distribusi sembako terputus.

Akibatnya, warga yang sebelumnya selamat dari terjangan banjir, kini "dihantam" gelombang krisis berikutnya: stok pangan habis dan akses terputus.

"Semua bahan pokok di kedai dan toko sembako sudah habis. Kami sudah tidak bisa beli apa-apa lagi," ungkap Bu Yuni, seorang ibu tiga anak, dengan mata sembab menahan tangis.

Stok Sembako Habis Diserbu

Menurut pantauan warga, seluruh stok beras, mie instan, telur, minyak makan, hingga air minum di kedai-kedai Desa Anggoli dan wilayah sekitar telah ludes dalam hitungan jam setelah banjir bandang terjadi. Persediaan tersebut terserap sepenuhnya untuk kebutuhan warga yang menjadi korban langsung.

Mereka yang tidak terdampak secara fisik justru menjadi kelompok rentan baru.

"Kami yang tidak kena banjir jadi tidak kebagian sembako sama sekali," lanjut Bu Yuni.

Ia menceritakan bahwa dirinya sudah berkeliling mencari bahan pangan hingga ke desa tetangga, namun semua jalur telah tertutup. Kondisi fisiknya yang mulai lemas membuat perjuangan itu semakin berat. "Anak-anak sudah mulai rewel. Saya bingung mau kasih makan apa," katanya lirih.

Akses Darat Putus Total

Informasi dari warga di Padangsidimpuan dan Sibolga menyebutkan bahwa jalur menuju Desa Anggoli lumpuh total akibat banjir bandang, longsor, dan pohon tumbang. Tidak ada kendaraan roda dua maupun roda empat yang dapat menembus lokasi.

Situasi menjadi semakin sulit karena BBM di Kota Padangsidimpuan dilaporkan langka selama dua hari terakhir. Sejumlah SPBU kosong, antrean mengular, dan distribusi tersendat.

Ayah Menangis Tak Bisa Menjenguk Anak

Sudiman, ayah dari Bu Yuni, yang tinggal di Padang Lawas, mengaku berangkat Kamis (27/11) pagi untuk menjenguk putrinya setelah mendengar kabar bahwa anak dan cucunya terancam kelaparan.

Namun langkahnya terhenti di tengah jalan. Sepeda motornya kehabisan BBM, dan ia tak berhasil menemukan SPBU dengan stok tersedia.

"Sampai Padangsidimpuan, diminta warga balik saja. Mereka bilang, 'Jalannya putus semua Pak, tidak bakal bisa lewat.' Hancur hati saya," tutur Sudiman, bergetar menahan sedih.

Tidak menyerah, ia mencoba menghubungi keluarga di Sibolga.

"Tapi mereka juga tidak bisa masuk. Jalur Sibolga–Anggoli pun lumpuh total," katanya.

"Aku tak tahu apa lagi yang harus kulakukan. Hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Allah."

Warga Anggoli melalui media ini berharap pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat segera melakukan:

- Pendataan ulang terhadap warga terdampak tidak langsung

- Bantuan pangan darurat bagi seluruh penduduk

- Pembukaan akses darat sementara melalui alat berat

- Distribusi air bersih dan kebutuhan dasar

- Pengiriman tim kesehatan mengingat banyak warga mulai lemas dan kekurangan gizi

Menurut tokoh masyarakat setempat, jika situasi ini dibiarkan, dikhawatirkan akan terjadi krisis kemanusiaan tingkat desa.

"Kami selamat dari banjir, tapi sekarang terancam mati kelaparan," ujar seorang warga lain yang enggan disebut namanya.

Keluarga Terpisah, Komunikasi Terputus

Sejak jalur terputus, sinyal telekomunikasi di beberapa titik juga tidak stabil. Banyak keluarga di luar daerah mencari kabar sanak saudaranya di Anggoli namun tidak bisa menghubungi.

"Yang lebih menyedihkan, mereka tidak tahu kondisi orang tua atau anak-anak mereka di desa," kata warga Padangsidimpuan yang ikut memberi informasi.

Penanganan Mendesak

Situasi di Desa Anggoli menuntut langkah cepat dan terkoordinasi dari pemerintah. Pembukaan akses darat dan distribusi sembako menjadi prioritas untuk menghindari jatuhnya korban baru.

"Jangan sampai warga yang selamat dari bencana malah menjadi korban berikutnya karena kelaparan," ujar seorang relawan yang sedang menggalang bantuan.***)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Marini Rizka Handayani
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru