Selasa, 30 Desember 2025

Pasutri Jadi Bandar Sabu di Medan Johor Tak Pernah Ditangkap-Terkesan Kebal Hukum, Diduga Dibackup?

Ardi Yanuar - Rabu, 03 Desember 2025 10:30 WIB
Pasutri Jadi Bandar Sabu di Medan Johor Tak Pernah Ditangkap-Terkesan Kebal Hukum, Diduga Dibackup?
Ist.
Ilustrasi.

Medan, MPOL - Peredaran narkoba masih saja terus terjadi di wilayah padat penduduk. Sejumlah warga yang sudah sangat resah menyampaikan bahwa ada pasangan suami istri (pasutri) menjadi bandar narkoba di kawasan Jalan B. Zein Hamid, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.

Baca Juga:

Mirisnya, mereka menyebut pasutri tersebut tak pernah ditangkap dan terkesan kebal hukum. Malah para 'pasien' (pecandu) yang kerap ditangkap setelah membeli barang haram itu dari dalam rumah yang berada di salah satu gang.

Mewakili warga lainnya yang resah, SM membenarkan aktivitas peredaran 'serbuk putih' yang dikendalikan pasutri di dalam rumah. Kepada awak media ia menyebut peredaran sabu yang dikendalikan keduanya sudah berjalan cukup lama dan perpindahan dari kawasan Mangkubumi.

"Di Jalan Brigjen Zein Hamid ada dua rumah BD (bandar) besar suami istri pindahan dari Mangkubumi dan pernah terjadi penangkapan di gang tersebut dengan BB (barang bukti) 1 kg dan sekarang lebih ngeri permainannya sampai gak tersentuh sama polisi," kata SM.

SM menyebut modus penjualan sabu yang dilakukan pasutri memiliki peran masing-masing agar 'pergerakan' bisa berjalan mulus.

"Permainan mereka istri di rumah jadi 'dokter' alias jualan sabu di rumah. Sedangkan suaminya R mainnya keluar/ gerak malam dengan mengendarai motor. Lalu saudaranya I mainnya ke Mangkubumi masih menjalankan usaha suaminya yang masih menjalani hukuman di Tanjung Gusta," sebutnya.

SM juga menerangkan bahwa ada seorang wanita yang merupakan 'pasien' dari bandar tersebut pernah ditangkap. Namun, beberapa hari kemudian sudah bebas dengan mahar ratusan juta.

"Tapi kemarin ada pemakai ditangkap habis 'belanja' dari tempat dia (R), cuma beberapa hari udah bebas. Orang berduit pemakainya itu. Pembelinya pada umumnya orang Tionghoa, naik mobil datang, terutama perempuan itu umurnya sekira 50-an seminggu bisa tiga kali belanja," jelasnya.

"Kadang sopirnya yang masuk ke dalam gang belanja, kadang perempuan itu yang masuk," tambahnya.

Pria yang tinggal di sekitar lokasi itu juga menduga ada keterlibatan oknum aparat yang mem-backup/ melindungi pasutri tersebut sampai bebas menjalankan bisnis 'si putih'.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ardi Yanuar
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru