Pendahuluan
Baca Juga:
Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati
Hari Pendidikan Nasional sebagai momentum evaluasi dan refleksi terhadap perjalanan pendidikan nasional. Tahun 2025 ini, peringatan tersebut mengusung thema: "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu bagi Semua". Thema ini sebagai sebuah ajakan moral dan strategis untuk menjadikan pendidikan sebagai tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat.
Harus disadari bersama bahwa pendidikan adalah prasyarat utama dalam membentuk peradaban unggul. Hal ini seirama dengan ungkapan dalil Prof. Syawal Gultom, Tokoh Pendidikan Nasional & Guru besar dari Universitas Negeri Medan, yakni "Membangun Negeri dari Sekolah".
Artinya apabila ingin suatu bangsa maju dan berkemakmuran mulailah dari membangun sektor pendidikan. Dipertegas oleh UNESCO (2015) bahwa pendidikan yang inklusif dan berkualitas merupakan landasan bagi pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks nasional, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dituliskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Dalam memenuhi harapan itu pendidikan tidak dapat berjalan secara optimal apabila hanya diserahkan kepada sekolah dan pemerintah. Untuk itu oleh Ki Hajar Dewantara, mengemukakan konsep Trisentra Pendidikan yang terdiri dari sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai pihak yang berkontribusi bersama untuk hadirkan pendidikan berkualitas. Ketiganya harus saling bersinergi dalam membentuk manusia merdeka yang berpikir, merasa, dan bertindak secara bertanggung jawab.
Dalam kerangka itu diperlukan partisipasi semesta sebagai sebuah keharusan.
Pendidikan Bermutu
Patut disadari bahwa pendidikan bermutu tidak hanya lahir dari kurikulum yang baik, melainkan juga dari dukungan moral, budaya, finansial, dan sosial dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Sejalan dengan hasil penelitian Epstein (2011) yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan terbukti meningkatkan prestasi belajar siswa dan memperkuat iklim belajar yang positif.
Demikian juga dengan partisipasi dunia usaha dan industri sangat diperlukan. Keterlibatan sektor ini dalam pendidikan vokasi dan pelatihan kerja membantu menciptakan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja. Kolaborasi ini merupakan bentuk nyata dari pendekatan quadruple helix dalam pengembangan SDM yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat (Carayannis & Campbell, 2009).
Menuju Indonesia Emas 2045
Peringatan Hardiknas 2025 tentu tidak lepas dari visi besar bangsa menuju Indonesia Emas 2045, dimana pada masa itu ditargetkan Indonesia sebagai negara maju dan memiliki daya saing global. Untuk target itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas, 2023) menekankan pentingnya investasi pada pendidikan sejak dini, terutama pada bidang literasi dasar, keterampilan abad ke-21, serta penguatan karakter kebangsaan.
Problema yang sampai sekarang belum tuntas sebagai tantangan untuk itu adalah ketimpangan akses pendidikan di daerah 3T, kekurangan guru berkualitas, serta kesenjangan digital yang memperlebar ketidakadilan.
Oleh karena itu, strategi pendidikan nasional harus diarahkan kepada empat (4) hal:
1. Pemerataan infrastruktur dan layanan pendidikan.
Hal ini sejalan dengan rekomendasi World Bank (2020) yang menyoroti pentingnya investasi pendidikan di daerah tertinggal.
2. Transformasi pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter.
Kurikulum pendidikan yang diimplementasikan harus memastikan ketersediaan guru yang berkualitas. Karenanya harus disiapkan dengan pelatihan guru berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi digital (Kemendikbudristek, 2023).
3. Penguatan sinergi antar aktor pendidikan.
Kolaborasi lintas sektor harus menjadi budaya baru dalam tata kelola pendidikan nasional.
4. Peningkatan literasi dan numerasi.
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA, 2022) menunjukkan bahwa capaian literasi siswa Indonesia masih di bawah rata-rata OECD. Karenanya perlu intervensi sistemik dan berkelanjutan dilakukan Pemerintah.
Partisifasi dari Semua untuk Perubahan
Demi menghadirkan suatu perubahan dalam pendidikan, sangat diperlukan partisifasi dari semua pihak. Partisipasi bukan hanya bersifat simbolik, melainkan menjadi energi perubahan. Sekolah sebagai lembaga formal perlu menjadi ruang kolaboratif yang terbuka, inklusif, dan kontekstual. Keluarga sebagai lingkungan pertama pendidikan harus menjadi pilar pembentukan karakter anak. Masyarakat dan komunitas budaya memiliki potensi besar untuk mendukung pendidikan berbasis nilai-nilai lokal. Sementara itu, peran negara harus memastikan keadilan, regulasi yang berpihak, dan kebijakan yang transformatif.
Sebagaimana ditegaskan Ki Hajar Dewantara, "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah." Maka pendidikan adalah tugas semua, bukan hanya urusan mereka yang bekerja di lembaga pendidikan. Dalam semangat itulah, kita membangun bangsa melalui tangan-tangan kecil anak-anak yang hari ini belajar, dan kelak menjadi pemimpin masa depan.
Penutup
Akhirnya, Selamat
Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025. Mari bergandeng tangan untuk memperbaiki layanan pendidikan nasional, mendukung usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah untuk membangun sektor pendidikan, serta mari jadikan partisipasi semesta bukan sekadar wacana, melainkan gerakan bersama yang nyata demi terwujudnya pendidikan bermutu bagi semua, sebagai jalan menuju Indonesia Emas 2045.
Referensi:
Bappenas. (2023). Strategi Nasional SDM Unggul 2045. Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.
Carayannis, E. G., & Campbell, D. F. J. (2009). 'Mode 3' and 'Quadruple Helix': Toward a 21st Century Fractal Innovation Ecosystem. International Journal of Technology Management, 46(3/4), 201-234.
Epstein, J. L. (2011). School, Family, and Community Partnerships: Preparing Educators and Improving Schools. Routledge.
Kemendikbudristek. (2023). Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta.
OECD. (2022). PISA 2022 Results. Paris: OECD Publishing.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UNESCO. (2015). Education 2030: Incheon Declaration and Framework for Action. Paris: UNESCO.
World Bank. (2020). Indonesia Economic Prospects: Investing in People. Washington, DC: The World Bank.
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News