Selasa, 04 November 2025

Dibandingkan Periode Sebelumnya, Tekanan Inflasi Oktober di Siantar Alami Penurunan Capaian Deflasi -0,31% (mtm)

Neti Herawati - Senin, 03 November 2025 19:15 WIB
Dibandingkan Periode Sebelumnya, Tekanan Inflasi Oktober di Siantar Alami Penurunan Capaian Deflasi -0,31% (mtm)
Ist
P.Siantar, MPOL -Tekanan Inflasi di Kota Pematang mengalami penurunan dengan capaian deflasi sebesar -0,31% (mtm), dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm).

Baca Juga:
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar Ahmadi Rahman melalui siaran persnya kepada media, Senin (3/11/2025).

Lebih lanjut Ahmadi mengatakan, pada Oktober 2025, terjadi deflasi yang disumbang oleh penurunan harga komoditas pangan strategis, yaitu bawang merah. Penurunan harga komoditas hortikultura dimaksud dikarenakan pasokan yang mulai meningkat di wilayah Sumatera Utara, karena pada bulan Oktober ini telah memasuki periode masa panen.

"Komoditas andil inflasi, cabai merah, emas perhiasan dan wortel. Sedangkan komoditas andil deflasi, bawang merah, cabai hijau dan beras," jelas Ahmadi.

Selain Kota Pematangsiantar, Kpw BI Pematangsiantar juga menyampaikan rilis Inflasi Kabupaten Labuhan Batu. Dua daerah di wilayah kerjanya yang menjadi standard dalam penentuan kondisi perekonomian di Sisi Batas Labuhan.

"Perkembangan inflasi Kota Pematangsiantar -0,31% (mtm); 4,19% (ytd); 5,10% (yoy); Kabupaten Labuhanbatu -0,43% (mtm); 3,82% (ytd); 5,78% (yoy). Sumatera Utara -0,20% (mtm); 3,39% (ytd); 4,97% (yoy) dan Nasional 0,28% (mtm); 2,10% (ytd); 2,86% (yoy)," jelasnya.

Tak jauh beda dengan Kota Pematangsiantar, di Labuhan Batu, komoditas dengan andil deflasi bulanan terbesar Cabai Rawit, Bawang Merah dan Ikan Dencis. Komoditas dengan andil inflasi, Cabai Merah, emas perhiasan dan wortel.

"Secara keseluruhan, kombinasi dari faktor cuaca, biaya produksi, dan keseimbangan pasokan-permintaan menjadi pemicu utama deflasi di bulan Oktober," ungkapnya.

Upaya pengendalian Inflasi di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Labuhanbatu telah dilaksanakan Koordinasi Virtual TPID Pematangsiantar dan KPw BI dengan Kemendagri. Membahas percepatan realisasi belanja daerah sebagai upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, serta langkah pengendalian harga beras guna memastikan stabilitas pasokan dan menjaga daya beli masyarakat.

Selain itu, juga melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pematangsiantar sebagai upaya memperkuat koordinasi dan strategi pengendalian inflasi di daerah.

Tujuannya untuk menyamakan persepsi, mengidentifikasi potensi permasalahan, serta merumuskan langkah konkret dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok, sekaligus mendorong penguatan ketahanan pangan dan daya beli masyarakat, jelas Ahmadi.

Berdasarkan hasil capacity Building TPID Kota Pematangsiantar dan HLM TPID Kabupaten Labuhanbatu, sepakat untuk terus melakukan Kegiatan Pasar Murah dan GPM pada hari Senin dan Selasa setiap minggunya.

"Kedepan, tekanan inflasi diperkirakan kembali akan menurun pada November 2025. Diprediksi curah hujan di Sumatera Utara masih akan terus bertambah, sehingga berdampak pada hasil panen petani yang meningkat menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya penurunan tekanan inflasi di periode mendatang," imbuh Ahmadi Rahman.**

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Maju Manalu
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru