Bekasi, MPOL: Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), Dr Drs Edi Saputra Hasibuan SH.MH mengaku sangat menyayangkan pernyataan wakil Ketua Komisi III
DPR RI Ahmad
Sahroni, kini dimutasi ke Komisi I
DPR RI.
Baca Juga:
Komisioner Kompolnas 2012-2016 itu mengatakan, tidak pantas sebagai anggota dewan menyebut masyarakat yang meminta membubarkan DPR "manusia tolol sedunia" karena itu telah melukai hati masyarakat.
"Masyarakat wajar menyampaikan kekecewaannya kepada pejabat negara dan itu harus disikapi dengan elegan apalagi sebagai anggota DPR yang merupakan wakil rakyat. Kalimat itu jelas sangat melukai hati masyarakat apalagi ditengah ekonomi yang sulit saat ini," kata Edi Saputra Hasibuan kepada wartawan disela-sela Kongres Persatuan PWI di Balai Pelatihan dan Pengembangan Tekhnologi dan Informasi (BPPTIK) Kementerian Komdigi, Cikarang, Kab Bekasi, Sabtu (30/8) siang.
Oleh karena itu, sebaiknya
Sahroni meminta maaf kepada masyarakat.
Edi mengaku malu melihat wakil rakyat yang dipilih masyarakat justru didemo masyarakatnya sendiri. Itu sangat tidak etis, seharusnya sebagai wakil rakyat harus membela kepentingan masyarakat. Karena itu agar kejadian ini menjadi suatu pelajaran bagi anggota DPR lainnya termasuk pejabat negara.
Dia meminta agar pemerintah menyikapi demontrasi yang terjadi disejumlah propinsi termasuk di depan gedung
DPR RI pada Selasa (26/8) yang mengakibatkan terlindasnya tubuh ojol Affan Kurniawan dan banyaknya mahasiswa yang terluka dan pingsan serta polisi, apalagi ada yang mengaitkan demo ricuh itu ekses dari pernyataan Ahmad
Sahroni yang menyebutkan manusia tolol sedunia.
"Saya kira ini menjadi peringatan bagi pemerintah apalagi sampai mengeluarkan stagmen. Tolonglah, Stagmen itu jangan sampai melukai hati masyarakat dan mahasiswa karena bisa saja Stagmen yang kurang etis bisa memantik terjadinya kerusuhan sehingga mengganggu ketertiban masyarakat seperti contohnya saat ini," sebut Edi.
Terkait adanya desakan agar supaya Ahmad
Sahroni diperiksa polisi karena dinilai ekses dari ucapannya itu telah mengganggu keamanan negara menyusul terjadinya
demo anarkis dimana-mana hingga terjadi pembakaran pasilitas negara, Kepala Prodi S2 Ilmu Hukum Ubhara (Universitas Bhayangkara Jakarta) Jaya itu mengatakan, Polri akan menilai sejauhmana dampak dari kejadian ini kepada masyarakat dan negara.
"Dengan kejadian ini yah sudah mengganggu perekonomian, jadi kalau ada yang menilai ekses dari ucapan
Sahroni sudah mengganggu keamanan negara, ya silahkan melapor ke polisi dan saya kira Polri akan melihat sejauhmana ekses dari peristiwa ini kepada masyarakat dan polisi pasti merespon," sebutnya.
Edi Saputra menghimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga keamanan bila harus menyampaikan pendapat atas kekecewaan yang dialami.
"Demo tidak dilarang, mengeluarkan pendapat atau menyampaikan rasa kecewa kepada pemerintah termasuk ke DPR dan DPRD boleh, asalkan dilakukan dengan tertib. Bila terjadi kerusuhan tentu perekonomian akan terganggu dan yang dirugikan adalah masyarakat sendiri," pungkasnya.
DENO ANARKIS
Sebagaimana diketahui, masyarakat dan mahasiswa bersama ojek online (Ojol) melakukan demo dihampir semua propinsi di Indonesia yang berakhir dengan kericuhan bahkan terjadi pembakaran dan penjarahan di kediaman Ahmad
Sahroni di Tanjung Priok.
Peristiwa itu disebut sebagai ekses dari pernyataan Ahmad
Sahroni yang menyebut manusia tolol sedunia, bagi masyarakat yang minta dibubarkan DPR serta kenaikan tunjangan untuk penyediaan rumah sebesar Rp.50 juta. Apalagi dengan viralnya anggota
DPR RI joget-joget ditengah sulitnya perekonomian Indonesia.
NASDEM NON AKTIFKAN SAHRONI DAN NAFA URBACH
Terkini, setelah dimutasi ke Komisi III, Ketua Umum Partai NasDem melalui maklumat dari DPP mengumumkan menonaktifkan Ahmad
Sahroni dan Nafa Urbach per-1 September dari anggota
DPR RI fraksi Partai Nasdem.
Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Hermawi F Taslim dalam keterangan pers pada Minggu (31/8).
Partai NasDem menegaskan bahwa sesungguhnya aspirasi masyarakat harus tetap menjadi acuan utama dalam perjuangan Partai NasDem.
"Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat khususnya Anggota
DPR RI dari Fraksi Partai NasDem yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat, dan hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem," demikian keterangan dari Hermawi.
"Atas pertimbangan hal hal tersebut diatas dengan ini DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025 DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad
Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota
DPR RI dari Fraksi Partai NasDem," ia menambahkan.
Ahmad
Sahroni dan Nafa Urbach mendapat sorotan tajam dalam satu pekan terakhir, di tengah kritikan terhadap anggota DPR menerima tunjangan rumah, yang kemudian isu bergulir menjadi pembubaran DPR.
Sahroni mengatakan, desakan untuk membubarkan DPR adalah sikap yang keliru. Dia bahkan menyebut bahwa pandangan tersebut sebagai mental orang tolol. Dua hari lalu,
Sahroni yang semula menduduki posisi Wakil Ketua Komisi III dimutasi ke Komisi I.
Sementara Nafa Urbach menuai kritikan karena video yang menyatakan dukungan pada tunjangan rumah DPR. ***
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Josmarlin Tambunan