Selasa, 05 Agustus 2025

Terminal Kijing Kelolaan PTP Nonpetikemas Jadi Urat Nadi Ekonomi Kalimantan Barat

Hendro - Selasa, 05 Agustus 2025 21:31 WIB
Terminal Kijing Kelolaan PTP Nonpetikemas Jadi Urat Nadi Ekonomi Kalimantan Barat
Jakarta, MPOL - Kehadiran Terminal Kijing di Mempawah yang dikelola PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) Cabang Pontianak menjadi urat nadi ekonomi Kalimantan Barat. Sejak dikelola PTP Nonpetikemas sejak 1 Agustus 2022, Terminal Kijing kini menjadi tulang punggung pelayanan kargo nonpetikemas di Kalimantan Barat, dengan kontribusi
signifikan terhadap efisiensi logistik dan kelancaran arus barang nasional. Terminal Kijing menjadi salah satu simpul logistik internasional yang strategis karena berbatasan langsung dengan jalur perdagangan utama Selat Malaka, sehingga memainkan
peran penting dalam memperkuat konektivitas dan mendorong ekspor-impor, khususnya Kalimantan Barat, Terminal Kijing mampu melayani hingga 15 kapal sekaligus, termasuk kapal-
kapal besar hingga 100.000 DWT karena draft hingga -15 meter dan panjang dermaga yang mencapai lebih dari 1.900 meter.

Baca Juga:
"Kalimantan Barat dikenal sebagai salah satu produsen utama minyak kelapa sawit nasional, berada di peringkat tiga besar provinsi penghasil CPO. Tak kurang dari 84 perkebunan kelapa sawit, 132 perusahaan industri CPO, dan 42 terminal khusus mendukung ekosistem komoditas ini di wilayah tersebut, sehingga Terminal Kijing menjadi urat nadi ekonomi Kalimantan Barat," kata Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani.

Terminal Kijing menjadi pintu gerbang ekspor utama untuk produk turunan kelapa sawit, didukung oleh sarana bongkar muat modern seperti harbour mobile crane, excavator, wheel
loader, mobile conveyor, flexible hose, dan portable filling station. Sejumlah komoditas lain seperti batubara, pupuk, palm kernel, bauksit, dan kargo berat juga menjadi bagian dari layanan terminal ini. Dengan infrastruktur modern dan fasilitas bongkar muat yang mumpuni, Terminal Kijing kini
memainkan peran penting dalam mendukung arus barang, khususnya untuk proyek-proyek infrastruktur di wilayah barat Indonesia. Tak hanya mendorong ekspor, Kijing juga menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan rantai pasok nasional.

"Sebagai pelabuhan internasional baru di Kalimantan Barat, Terminal Kijing diposisikan menjadi motor penggerak ekspor-impor kawasan sekaligus katalisator pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, pelabuhan ini disiapkan untuk mendukung program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah serta melayani berbagai macam kargo, baik nonpetikemas maupun petikemas guna memperkuat rantai pasok, khususnya di wilayah barat Indonesia," tutur Indra.

Kinerja Terminal Kijing
PTP Nonpetikemas mencatat kenaikan throughput dari tahun ke tahun dengan capaian 2,27 juta ton pada 2023, meningkat menjadi 3,09 juta ton pada 2024, dan pada 2025 ditargetkan mencapai 3,3 juta ton. Kontribusi terbesar berasal dari curah cair (1,9 juta ton), curah kering
761 ribu, ton dan general cargo 456 ribu ton. Hingga Juni 2025, total throughput tercatat 2 juta ton, dengan curah kering sebagai penyumbang terbesar sebesar 965 ribu ton, disusul curah cair 759 ribu ton, dan general cargo 328 ribu ton. Sepanjang 2025, throughput diproyeksikan menembus 3,3 juta ton.

Hingga semester I-2025, kinerja pengoperasian PTP Nonpetikemas Cabang Pontianak Terminal Kijing untuk komoditas curah kering mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 225%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata throughput mencapai 2.716 ton per ship per day (T/S/D), melonjak tajam dari 836 T/S/D pada semester I 2024.

"Kami melihat pertumbuhan volume kargo di Terminal Kijing sebagai sinyal positif dari meningkatnya kepercayaan pengguna jasa. Dari sisi operasional, kami terus berupaya menjaga kelancaran layanan dengan mengoptimalkan proses bongkar muat, penataan alur
logistik, dan pengelolaan waktu sandar kapal secara efisien," ujar Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha yang juga sebagai Plt. Direktur Operasi PTP Nonpetikemas, Dwi
Rahmad Toto S.

PTP Nonpetikemas Cabang Pontianak beroperasi di Kalimantan Barat dengan mengelola empat area terminal nonpetikemas, yaitu Kawasan Dwikora, Pelabuhan Perintis Sintete, Ketapang, dan Kawasan Kijing. Pelabuhan ini menangani berbagai komoditas general cargo
seperti karet, bungkil, dan Plywood.

Terminal Kijing sendiri melayani aneka kargo nonpetikemas, antara lain CPO dan turunannya,
batubara, pupuk, palm kernel, karung beras, serta produk perkayuan. Didukung oleh
Kalimantan Barat sebagai salah satu sentra produksi CPO nasional, wilayah ini memiliki hinterland yang kuat bagi pertumbuhan volume kargo.

"Realokasi aset dari pelabuhan lain dalam jaringan SPMT bukan hanya menjadi langkah strategis pemanfaatan aset idle, tetapi juga mencerminkan sinergi antar unit dalam menciptakan keunggulan operasional yang berdampak nyata pada kinerja dan pelayanan pengguna jasa," tegas Toto. (Dro/R).

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Baringin MH Pulungan
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru