Medan, MPOL: Acara Syukuran
HUT ke 26 Persatuan Purnawirawan Polri (PP-Polri) Cabang Medan berlangsung cukup meriah dan penuh kekeluargaan. Para sesepuh Polri larut dalam suasana kegembiraan, canda dan tawa menggema dalam ruangan yang dilakukan didalam sebuah kafe dikawasan Jalan Beo, Kec Medan Sunggal, Rabu (9/7).
Baca Juga:
Namun dibalik canda dan tawa itu ternyata ada tersimpan kekecewaan dihati para sesepuh Polri itu. Curhatan dan
kritisi mereka utarakan atas sikap
Kapoldasu Irjen Whisnu Hermawan Februanto. Mereka bilang Kapoldasu tidak menghargai purnawirawan.
Dihadapan seratusan purnawirawan Polri, Ketua PKB-Brimob Sumatera Utara yang juga penasehat PP-Polri Sumayeta Utara, Brigjen Pol (Purn) Raziman Tarigan secara terang-terangan mengatakan kalau
Kapoldasu Irjen Whisnu Hermawan Februanto tidak menghargai purnawirawan, lain dengan Kapolda Sumut sebelum-sebelumnya.

Ketua PKB Brimob Sumatera Utara Brigjen Pol (Purn) Raziman Tarigan dalam acara
HUT ke 26 PP-Polri Cabang Medan.(foto jos Tambunan).
" Anggota Polri saat ini tidak lagi menghargai purnawirawan. Cuek semua. Egoisme sudah sangat tinggi mereka tidak menyadari hidup ini akan berubah, tidak ada yang kekal. Pada akhirnya semua akan pensiun. Saya meminta kepada para purnawirawan jangan mau mengemis. Pangkat tertinggi sudah kita dapatkan,"Purnawirawan". Tunjukkan kepada mereka bahwa kita siap, tanpa harus mengemis. Mereka (Polri aktif) cuek semua. Egonya tinggi," tegasnya.
"Prilaku benar-benar sudah rusak. Saya sendiri datang tidak dihargai, saya datang ke Polda dan ke Polres minta tolong," ujarnya lagi.
"Saya ini mantan Wakapolda Metro Jaya, Wadankorps Brimob, Wadan Pusdik Brimob, Wakapolres Medan dan yang sudah capek bertempur dengan nyawa taruhan ke Timor-Timor, Papua, Aceh dan daerah konflik lainnya. Tapi tidak ada dihargai. Padahal dulu sewaktu masih aktif, saya selalu perintahkan kepada staf kalau purnawirawan datang layani dengan baik, berikan dia minum, berikan dia kopi," sebutnya.
Cerita lain datang dari purnawirawan. "Yang Hebat lagi Kapolda Sumut, waktu HUT Bhayangkara pada
Upacara Ziarah Rombong PPB POLRI dan PKBB-Dasu diundang untuk ikut Ziarah, rombongan sudah siap-siap berangkat tiba-tiba dibatalin," katanya.
Kemudian katanya lagi, "Pensucian Pataka Ketua PP POLRI SUMUT sudah siap-siap dibatalkan, yang hebatnya malam hari panitia anjang sana kerumah Ketua PP POLRI Sumut dan Kerumah Ketua PKBB-Dasu, kitapun sudah siap-siap kita tunggu sampai jam 10.00 gak datang-datang terakhir ditelepon bahwa anjang sana dibatalin, kan gila itu".
Waktu HUT PP POLRI juga, yang diundang Kapolda Sumut yang hadir Dir Bimmas. "Entahtidak dikasih undangan atau pelampiasan kekecewaan pas Upacara HUT Bhayangkara Pak Raziman gak datang, yang kasihan bapak Irjen Pol (Purn) Robert Aritonang Ketua PP POLRI Sumut dia datang di tempatkan ditempat paling pojok dipinggir tenda, yang hebatnya pada saat selesai Upacara Kapoldasu datang menyalami para undangan, namun sebelum sampai di kursi pak Robert, Kapoldasu balik kanan.
"Setelah saya bilang Pak Kapolda itu Pak Irjen (Purn) Robert Ketua PP POLRI, baru Kapolda balik kanan melihat Pak Robert baru disalaminya
Itulah perlakuan Kapoldasu kepada para pensiunan, yang tidak menghargai pensiunan Jenderal. Ya begitulah," terangnya.
"Jenderal pensiun aja gak dihargai konon lagi kami ini perwira dan bintara," ketusnya.
Selain perlakuan yang tidak menghargai purnawirawan, Brigjen Pol (Purn) Raziman Tarigan juga menyoroti keputusan Kapoldasu terkait penanganan kerusuhan di Belawan.
"Sejatinya anak buah adalah harta yang paling mahal. Siapa lagi yang menghargai dan membela anggota kalau bukan pimpinan. Anak buah sudah berjibaku dilapangan menahan hujan, panas dan dinginnya malam. Jangan dikit-dikit pecat. Hampir hilang nyawanya meskipun dia menyelamatkan dirinya dipecat. Apa itu," jelasnya lagi.
Pimpinan Polri itu, kata Raziman Tarigan, jangan hanya menyelamatkan diri sendiri dan janganlah terlalu melakukan pencitraan. Masyarakat tahu kok siapa itu Polri."Sepandai-pandainya menutupi bangkai pasti ketahuan baunya. Saya menghimbau laksanakanlah tugas dengan sungguh-sungguh sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat," ucapnya.
Jangan dikit-dikit uang. "Mau minta tolong dibantu mengurus masa dibilang berapa uangnya. Melapor saja pun harus ada uang. Bagaimana itu," katanya.
"Saya tiga tahun Kepala KP3 Belawan. Saya tahu bagaimana orang Belawan itu, gampang menjinakkannya. Polisi saat ini memang gawat," imbuhnya.
Kita purnawirawan ini harus juga memperbaiki polisi yang brengsek itu, jangan karena sudah pensiun diam aja. "Itu Teddy Minahasa, Ferdy Sambo itu dulu anak buah saya sewaktu komandan Propam. Mereka itu contohnya polisi bobrok. Karena itu yang masih aktif berbuat baiklah karena masih panjang perjalanan biar sampai meraih pangkat tertinggi purnawirawan. Ya Wakapolrestabes," kata Raziman Tarigan sembari menunjuk Wakapolrestabes Medan AKBP Rudy Silaen yang secara tidak langsung menyindir Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan sebagai Pembina Persatuan Purnawirawan Polri Kota Medan yang tidak hadir namun mewakilkan Wakapolrestabes Medan.
"Ehhhh.. Kau yang aktif itu akan pensiun juga, kau akan merasakan kalau nanti kau pensiun punya hajatan yang kau undang tidak datang," pungkas purnawirawan kelahiran 75 tahun silam itu.***
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Josmarlin Tambunan