Medan, MPOL: Ber-budjet Rp.510 miliar, kolaborasi Pemko Medan dengan
Kementerian PUPR, dikerjakan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) secara kacau, dan ulang kali ditemukan terlambat membayar gaji banyak pekerja proyek.
Baca Juga:
Berujung aksi tuntutan massal di Medan, siang (19/7/2025) tadi, demikianlah latar prestisius sekaligus kekacauan di balik proyek revitalisasi Stadion Teladan.
Dimulai Desember 2023 dan sedianya kelar pada April 2025, hingga sekarang proyek guna mendongkrak mutu dan fungsi
stadion made-in 1953 itu belum juga rampung.
Alih-alih kerja renovasi diklaim tersisa 3 persen dan dikebut guna segera diresmikan, proyek "wajah baru" Stadion Teladan malah menjadi biang tragedi ekonomi banyak orang.
Siapa saja korbannya ?
Dominan telah berkeluarga, para korban yang hari-hari ini "berperiuk terbalik" itu diketahui berstatus warga Kota Medan dan sekitarnya. Bahkan tak sedikit yang berstatus perantau asal Pulau Jawa.
Puluhan korban itu --yang keluarganya kini banyak diburu tim penagih utang-- hampir dua tahun terakhir diketahui mengais rezeki seraya berpeluh keringat bekerja di proyek stadion berdana asal APBN dan APBD itu.
Tragedi senada juga menimpa para pemilik vendor alias pihak yang selama 19 bulan terakhir menyuplai makanan untuk para pekerja proyek itu.
"Luka-luka" tak lagi bisa ditutupi itulah yang membuat demo massa pekerja proyek Stadion Teladan "meledak".
"Dua bulan sudah kami tak menerima gaji. Gimana kami bisa mengirim uang (belanja) ke keluarga (di Pulau Jawa), untuk makan kami di sini saja pun susah," keluh Marto (43), di tengah aksi demo massa, siang tadi (19/7/2025).
Dia mewakili aspirasi puluhan pekerja asal Pulau Jawa.
"Kalau kami (melabrak) ke kantor dan bertanya, jawaban mereka, kami selalu diminta (ber)sabar. Oke kami bisa sabar, tapi orang rumah kami (masing-masing) dan beban cicilan kredit (peralatan rumah tangga) mereka, ya (jelas) nggak bisa sabar," tambahnya.
Nah, lewat "penyambung lidah rakyat" alias wartawan, Marto mengaku berharap suaranya terdengar sampai di telinga Presiden Prabowo Subianto.
Untuk kelas pemimpin di Medan dan Sumatera Utara (Sumut), dia pun mendesak Gubernur Bobby Nasution, Wali Kota Ricko Waas, serta para Anggota DPRD propinsi segera membereskan masalah ini.
Meski sinyal keterlambatan gaji yang menjadi hak para pekerja proyek revitalisasi Stadion Teladan
sudah tercium sekalangan wartawan di Medan sejak akhir 2024 hingga Februari 2025, noda proyek besar era Presiden Jokowi itu diketahui tak pernah bermuara aksi demo massa.
Tapi tidak dengan temuan gaji "tak jelas", dua bulan terakhir.
Derita kali kesekian itu tampak membuat para pekerja proyek "wah" Stadion Teladan serasa dihadang luapan air setinggi orang dewasa. Hari-hari mereka dan keluarga mulai kelelep.
Hantaman ekonomi untuk massa pekerja kasar proyek itu juga membuat sekalangan pengusaha "baru tumbuh" bersiap "angkat bendera putih".
"Kelompok kedua" korban aksi bengis proyek revitalisasi Stadion Teladan ini juga turut menggelar aksi demo di Medan, siang tadi (19/7/2025).
"Kami ini hanya UMKM kecil. Modal terbatas. Kalau pembayaran terus ditunda-tunda, ya kami mau jualan pakai (modal) apa lagi? Udah nggak ada modal," ungkap Ny. Risna dari aksi demo di
sekitar Stadion Teladan. Wajahnya tampak lesu.
Risna adalah pengusaha katering. Bersama sejumlah pengusaha seperti dirinya, selama ini Risna saban hari menyediakan makanan untuk massa pekerja proyek revitalisasi Stasion Teladan.
Tapi jasa Risna dan teman-temannya sesama pelaku bisnis kuliner turut "ditembak". Nasib mereka juga seperti derita Marto Cs.
Selama ini, Risna mengaku sudah berulang kali menagih pembayaran jasa katering pada pihak pemegang kelola proyek revitalisasi Stadion Teladan. Tapi dia selalu mendapat permintaan bersabar.
Pengelola proyek revitalisasi stadion kebanggaan warga Kota Medan ini diketahui dipegang manajemen PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE). Inilah kontraktor utama proyek prestisius stadion yang selama ini cuma berkapasitas 20 ribu penonton.
Lalu mengapa WEGE tak tepat waktu dalam membayar gaji puluhan pekerja dan sejumlah rekanan proyek gawe besar mereka di Stadion Teladan ?
Meski dijawab secara diplomatis oleh Herman si Kepala Humas WEGE, aksi demo massa pekerja terbukti mengusik citra persero besar itu.
Sejurus paska demo, WEGE pun mengeluarkan kebijakan menggembirakan hati massa yang menyoalnya.
Dana untuk membayar gaji separuh dari jumlah massa pekerja yang menuntut, kontan dikeluarkan manajemen WEGE sore tadi (19/7/2025).
Sementara sisanya, menurut Herman akan dilunaskan pihaknya pada Senin (21/07/2025) mendatang.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan (gaji) ini. Pihak manajemen kini komit untuk lebih tertib secara administrasi agar hak-hak pekerja tidak lagi tertunda," ujar Herman kepada wartawan, di Medan, sore tadi (19/7/2025). (ril/afm)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Josmarlin Tambunan