Medan, MPOL:Resmi ditunjuk UNESCO Global Geopark (UGGp), dua geolog penguji situs raksasa Kaldera Toba hari (21/7/2025) ini tiba di Sumatera Utara lewat Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara.
Baca Juga:
Dua ahli bumi asal Korea Selatan dan Portugal itu, Prof Jeon Yongmun dan Prof Jose Brilha, adalah validator yang akan menilai fakta laporan Badan Pengelola (BP) Toba Caldera UNESCO Global Geopark. Terutama soal self assessment Dokumen A dan B yang diserahkan pada akhir Februari 2025.
Dua dokumen itu wajib diisi setiap anggota UGGp untuk menjalani validasi ulang atas pengelolaan geopark.
"Selain Dokumen A dan Dokumen B, kita juga menyerahkan Appendix dari masing-masing Dokumen, Annual Report, dan Progress Report atas pemenuhan rekomendasi yang diberikan UNESCO dua tahun sebelumnya. Validator akan melihat evident dari semua dokumen yang diserahkan," ungkap Manajer Divisi Kerjasama, Promosi, dan Publikasi BP Toba Caldera UGGp, Tikwan Raya Siregar, dalam keterangan secara tertulis.
"Pada tahun 2023, imbuh Tikwan,
lembaga internasional itu memberi 4 rekomendasi untuk segera dipenuhi oleh Badan Pengelola Toba Caldera UGGp. Validator pada misi revalidasi ini akan menyaksikan apakah rekomendasi itu telah dipenuhi atau tidak. Kemampuan kita menunjukkan progress dan meyakinkan mereka bahwa kita sungguh-sungguh mengelola geopark ini secara terencana dan berkelanjutan akan menentukan penilaian Komite UNESCO yang akan bersidang September 2025 mendatang di Chile."
Sebagai pengelola, Tikwan menyebut pihaknya sangat optimis Geopark Kaldera Toba akan kembali menyandang label "green card" serta siap mempertahankan keanggotaannya di jaringan badan dunia tersebut.
Optimisme itu, menurut Tikwan tercipta berdasarkan komitmen kolektif semua pemangku kepentingan, terutama Pemerintah Provinsi Sumut, tujuh kabupaten kawasan Kaldera Toba,l dan keterlibatan Pemerintah Pusat melalui lintas kementerian terkait.
"Perhatian semua pihak terhadap keberlanjutan status Geopark Kaldera Toba di jaringan UNESCO sangat besar, bahkan telah melibatkan pejabat-pejabat tinggi di Jakarta. Kami yakin bahwa UNESCO sendiri dapat menangkap signal ini sebagai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas pengelolaan Kaldera Toba dengan nilai-nilai edukasi, konservasi, dan sustainability, dalam kerangka Sustainable Development Goals," tambah Tikwan.
Pada 2023, saat bersidang di Marrakesh, Maroko, UNESCO diketahui memberi status "kartu kuning" terhadap Geopark Kaldera Toba.
Peristiwa itu mengindikasikan pengelolaan Geopark Kaldera Toba memerlukan beberapa aspek perbaikan yang dinilai sangat urgen dan harus segera dibuat.
Itu yang kemudian membuat periode revalidasinya dipersingkat menjadi dua tahun sejak rekomendasi diberikan. Secara normal, revalidasi terhadap tiap UGGp dilakukan empat tahun sekali.
Selain mengemban misi validasi pada aspek keilmuan (sciences), Jose dan Jeon juga akan memperhatikan pelaksanaan manajemen Geopark Kaldera Toba.
Pada dua geolog kelas dunia itu, BP Toba Caldera UGGp harus menunjukkan kepiawaian pemahaman soal geopark. Juga soal keterlibatan serta dampak situs itu terhadap masyarakat lokal.
"Prinsip pengelolaan yang inklusif terhadap kawasan geopark adalah salah satu isu keberlanjutan yang sangat penting. Oleh sebab itu, diperlukan upaya edukasi dan sosialisasi, misalnya peningkatan visibilitas di geosite, publikasi melalui berbagai media, dan sosialisasi terhadap masyarakat lokal secara intensif sehingga mereka memiliki kesadaran dan kemampuan sebagai pelaku dalam pengelolaan geopark. Hal-hal ini akan menjadi perhatian bagi para validator," papar Tikwan.
Setiba di Bandara Silangit, dua validator itu tampak disambut General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Azizul Kholis.
Bersama Azizul, turut pula Plt Kepala Bappelitbang Sumut Dikky Anugerah, Kadisbudparekraf Yudha Pratiwi, dan Kadis Pariwisata Tapanuli Utara Sasma Hamonangan Situmorang.
Guna menunjukkan komitmen, para bupati se-kawasan Kaldera Toba akan bergilir menerima dua validator itu dalam acara makan bersama. Itu digelar di hari pertama hingga hari ketiga kedatangan mereka.
Pada malam terakhir, giliran Gubernur Sumut Bobby Nasution yang akan meluangkan waktu khususnya untuk acara farewel dinner di Medan.
"Sebelum keberangkatan mereka untuk pulang pada Jumat (25/7/2025) mendatang, kita akan melakukan bedah dokumen secara detail. Setelah itu, konferensi pers untuk menjelaskan kepada publik tentang proses revalidasi yang telah dijalankan," tandas Tikwan.
(ril/afm)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Josmarlin Tambunan