Rabu, 17 September 2025

Warga Kesalkan Proyek Hotmix Aek Raja - Hauganjang Parmonangan Taput Berbiaya Rp3,6 M

Jawaban Petugas Dinas PUTR Taput "Marabbalangan"
Darwin Manalu - Rabu, 30 Juli 2025 11:15 WIB
Warga Kesalkan Proyek Hotmix Aek Raja - Hauganjang Parmonangan Taput Berbiaya Rp3,6 M
Ist
Jalan hotmix Aek Raja-Hauganiang yang berbiaya Rp. 3,6 M di jumping 700 meter ke Dusun Gonting Desa Lobu Sunut.
Taput, MPOL -Meski tercantum dalam pekerjaan proyek yang telah rampung dikerjakan pada 2024 lalu dengan biaya senilai Rp.3.676.767.520 yang bersumber dari APBD Taput, namun kondisi ruas jalan Aek Raja-Hauganjang di Kecamatan Parmonangan sangat memperihatinkan dengan kerusakan badan jalan yang kupak kapik di sepanjang ruas jalan.

Baca Juga:
Hasil penelusuran awak media, kondisi perbaikan ruas jalan yang diakomodir dalam proyek Dinas PUTR Taput untuk penanganan long segmen pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, peningkatan rekonstruksi Aekraja-Hauganjang yang dikerjakan PT MKS sepanjang 2 Km x 3 meter pada tahun lalu, ternyata faktanya dialihkan untuk ruas jalan Hauganjang-Gonting dengan proses jumping.

"Kita sangat kecewa, apa yang diharapkan masyarakat demi kemudahan akses ternyata tak sesuai harapan. Perbaikan jalan ini telah diusulkan dan diakomodir sesuai harapan, namun hasil penerapan pekerjaan dialihkan," ungkap Lesta Manalu, warga setempat, berkeluh kesah kepada awak media, Rabu, (30/7).




Menurut Manalu, saat proses pekerjaan proyek jalan pada 2024 lalu, masyarakat telah menyuarakan sikap protes atas pekerjaan jalan yang tidak sesuai dengan apa yang tercantum dalam plang proyek, namun jawaban petugas Dinas PUTR Taput sungguh tak sesuai harapan alias "marabbalangan".

"Pada saat itu, Kadis PUTR yang menjadi pimpinan proyek mengatakan jika hal tersebut (pengalihan pengerjaan) merupakan perintah dari pimpinannya," terangnya.

Sikap protes yang diungkapkan masyarakat itu tak mampu menghempang realisasi pekerjaan hingga pengerjaan badan jalan yang dialihkan rampung diselesaikan dengan seribu poin item kejanggalan dan indikasi korupsi.

Katanya, yang rusak parah itu jalan Aek Raja - Hauganjang. Seharusnya itu yang dikerjakan, malah diabaikan.

" Itulah usulan kami ke pemerintah, mengingat pusat pasar itu di Aek Raja. Malah dipindahkan ke Dusun Gonting sepanjang kurang lebih 700 meter. Kami warga pun bingung dengan pengalihan itu, "serunya.

Hasil amatan di lapangan, dalam pengerjaan ruas jalan yang dialihkan dari Desa Aekraja ke Desa Lobusunut, sepanjang 2 Km badan jalan dengan lebar 3 meter dikerjakan dengan sistem jumping berbiaya Rp.3,6 miliar.

Namun, dari total 2 km yang dikerjakan, sepanjang 700 meter diantaranya merupakan hasil pekerjaan Lapen yang ditimpa dengan aspal hotmix meski masih baru dibangun pada 2023 lalu.

Terpisah, Irvan Simatupang, Ketua LSM Peduli Pengembangan dan Pembangunan Masyarakat Indonesia mengatakan, indikasi temuan di lapangan merupakan modus operandi tindak pidana korupsi yang secara kasat mata dialami masyarakat.

"Dari fakta lapangan yang ada, temuan ini harus menjadi atensi aparat hukum karena sinyalemen tindakan korupsi jelas terjadi. Kejatisu dan Poldasu serta KPK harus turun ke Taput untuk menindak lanjuti temuan ini," tukasnya.**

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Maju Manalu
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru