Sabtu, 27 September 2025

Belajar Dari Tragedi 2003, Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok

Rifki Warisan - Jumat, 26 September 2025 23:45 WIB
Belajar Dari Tragedi 2003, Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
Diskominfo Sumut
Gubernur Sumut, Bobby Nasution, mengikuti Rakor Kesiapsiagaan Banjir Bandang Akibat Bencana Hidrometeorologi Basah melalui zoom meeting bersama Kepala BMKG RI di Kantor Camat Bahorok, Kabupaten Langkat, Jumat (26/9/2025).
Langkat, MPOL -Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menekankan pentingnya kesiapsiagaan yang lebih tinggi untuk mengantisipasi bencana banjir bandang di destinasi wisata Bukit Lawang, Bahorok, Kabupaten Langkat. Mitigasi dan antispasi sejak dini perlu dilakukan agar bencana banjir bandang tahun 2003 di daerah ini tidak terulang kembali, terutama saat curah hujan tinggi.

Baca Juga:
Bobby Nasution mendorong unsur terkait, baik Forkopimda, BMKG, OPD, BPBD, akademisi dapat memberikan pemahaman mitigasi awal guna mengidentifikasi dan mengantisipasi berbagai potensi bencana, agar masyarakat dan pelaku usaha di pinggiran Sungai Bahorok dapat terhindar dari bencana.

"Kesiapan kita adalah mengantisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana bagi warga dan pelaku usaha di sekitar wisata Bahorok, tentang bencana yang akan terjadi. Kita harap mereka dapat mengetahui bila akan terjadi bencana," ujar Bobby Nasution, pada rapat koordinasi kesiapsiagaan banjir bandang akibat bencana hidrometeorologi basah secara virtual bersama Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati di Kantor Camat Desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Jumat (26/9/2025).

Bobby pada kesempatan itu juga meminta masukan dari BMKG RI, agar dapat memitigasi potensi bencana dan langkah antisipasi yang dapat dilakukan, agar bencana banjir bandang ini tidak terulang kembali.

Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa banjir bandang yang terjadi dipicu karena gempa bumi yang tidak dirasakan oleh manusia, yang menyebabkan terjadinya pergeseran kontur tanah.

Dijelaskannya, banjir bandang tahun 2003 diidentifikasi terjadi akibat longsoran di perbukitan Bukit Barisan, sepanjang Sungai Bahorok. Longsoran ini disebabkan oleh kontur tanah yang curam dan mudah bergerak.

Dwikorita menyebutkan, material longsor berupa kayu yang tercabut hingga akarnya menumpuk dan membendung hulu sungai. Saat puncak musim hujan, volume air yang tinggi menjebol bendungan alami ini, menyebabkan air, tanah, dan kayu meluncur deras menerjang permukiman di pinggiran sungai.

"Perlunya kewaspadaan sebelum Desember, mengingat adanya potensi gempa bumi kecil yang tidak dirasakan oleh manusia namun dapat memicu pergeseran dan longsoran tanah. Ia meminta pemerintah memonitor sungai dan bukit di sekitarnya untuk mendeteksi perubahan struktur tanah, seperti retakan atau adanya tumpukan yang membendung hulu sungai," ucap Dwikorita.

Sebagai upaya mitigasi, BMKG mengusulkan agar material yang menumpuk dan menutup sungai dihilangkan secara bertahap. Ini perlu untuk dilakukan bersama, baik pemerintah provinsi dan juga kabupaten. BMKG juga akan berkoordinasi dengan BPBD untuk memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem kepada masyarakat, mengingat curah hujan yang sangat tinggi.

Sementara itu, Bupati Langkat, Syah Afandin, menyambut baik dan mengapresiasi perhatian Gubernur Bobby Nasution pada Bahorok. Ia menyebut keseriusan Gubernur dalam pembangunan, termasuk perbaikan jalan dan antisipasi bencana di Bahorok, sebagai 'angin segar' bagi masyarakat Langkat.

"Kami atas nama masyarakat Langkat, sangat bahagia atas perhatian Pak Gubernur yang terus membangun Kabupaten Langkat. Kami juga berharap terus dilakukan pembangunan di sini," kata Syah Afandin. **

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru