Medan, MPOL -Kordinator Wilayah (Korwil) Pusat Monitoring Politik dan Hukum (PMPHI) Sumatera Utara (Sumut), Drs
Gandi Parapat terkejut atas berita adaanya kehilangan sembako dari rumah dinas Walikota Medan Bobby Nasution.
Baca Juga:
Gandi Parapat pun berencana akan mengganti sembako yang hilang yang akan disalurkan ke masyarakat itu guna mengurangi beban Walikota Medan.
"Sangat menarik berita tentang adanya kemalingan di rumah Walikota Bobby Nasution dan pencurinya katanya anak buahnya. Sembako yang hilang kabarnya untuk dibagikan ke masyarakat. Makanya saya berencana untuk mengganti sembako yang hilang itu untuk mengurangi beban walikota kita", kata
Gandi Parapat Selasa (28/5/2024) di Medan.
Gandi juga menyebut, berita kehilangan sembako itu seperti teka teki yang membutuhkan jawaban untuk diketahui masyarakat luas.
"Jadi sekali lagi kami berniat menyumbang mengganti sembako yang hilang itu agar tidak terhalang untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan sembako dari Bobby Nasution. Karena kami yakin sembako itu dicuri tidak pake truk/ mobil pengangkut barang sehingga kami masih mampu untuk membantu beban Walikota Medan",sebut
Gandi Parapat.
Gandi pun bercerita, dulu di kampungnya Janji Angkola, Pahae, Taput, ketika ia masih duduk di bangku kelas 1SD, ada anak mencuri beras dua liter dengan kain sarung untuk dimasak. Namun tidak dimarahi karena pencuri itu betul-betul sangat butuh beras.
Karena si pencuri tidak dimarahi atau dihukum, akhirnya anak tersebut selalu baik dan merasa berutang budi.
"Jadi jika benar pencuri di rumah walikota adalah anak buahnya sehingga dipecat, semula kami tidak tertarik mengikuti cerita itu dan tak perlu dipecat. Tapi karena sembako itu mau dibagikan ke masyarakat, kami selaku warga Medan ikut prihatin atas bencana yang dialami Walikota apalagi dilakukan anak buahnya," sebut Gandi.
Korwil
PMPHI Sumut itu tidak menafik atas 'bencana' itu pasti mempengaruhi pemikiran Walikota Medan. Karena saat ini masih ada lagi beban berita terkait PD Pasar dan Dinas Perhubungan yang sampai membebaskan parkir kendaraan, padahal kutipan parkir pasti menambah PAD.
"Masyarakat tidak keberatan membayar parkir kepada petugas, karena merasa kenderaannya aman dan menjadi lapangan kerja bagi petugas parkir.
" Waktu ada berita uang milyaran hilang, bagi kami tidak menarik, karena tidak mungkin seorang walikot meninggalkan uang di rumah mencapai milyaran. Tapi setelah berita sembako baru menarik", tutup
Gandi Parapat.**
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News