Korban menjelaskan setiap kali masuk gas ke pangkalan miliknya mencapai 280 tabung per minggu.
Baca Juga:
"Sudah buat LP (ke Polsek Patumbak). Ditunggu aja kata polsek, karena kita udah bikin laporan," katanya.
Kemudian, kasus pembegalan yang terjadi di dekat markas polisi hingga kini masih menjadi tanda tanya. Pasalnya, dua lagi pelaku bersajam yang membegal ibu-ibu belum juga ditangkap. Mirisnya, kejadian itu hanya berjarak sekitar 200 meter dari Polsek Patumbak.
Untuk diketahui, pelakunya berjumlah lima orang mengendarai dua unit sepeda motor berboncengan. Namun, tiga diantaranya sudah ditangkap Polsek Delitua karena komplotan pelaku ini juga beraksi di jembatan kanal Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor.
Menanggapi lemahnya kinerja Polsek yang dikomandoi Kompol Faidir Chaniago itu, membuat praktisi hukum angkat bicara. Adalah Direktur LBH Humaniora, Dr. Redyanto Sidi Jambak, S.H, M.H, yang mengomentari kasus kejahatan jalanan tersebut.
"Kita mendorong agar kepolisian, khususnya Polsek Patumbak agar segera menangkap pelakunya dalam waktu dekat asal serius dan fokus," kata Redyanto Sidi kepada Medan Pos, Sabtu (25/1/2025).
Secara umum, sambungnya, selama ini masyarakat melihat bahwa seakan-akan begal ini tak mampu diberantas. Para pelaku tidak takut dengan hukum dan tidak takut pula diamuk massa sehingga tetap berulang melakukan kejahatan (begal) kepada siapapun.
"Hal tersebut tentu ada kaitannya dengan narkoba ya. Tidak hanya serta merta soal kesempatan apalagi alasan ekonomi," sebutnya.
Yang paling buat geleng kepala, para pelaku nekat membegal korbannya di mana lokasinya berdekatan dengan Polsek Patumbak.
"Itu mengindikasikan bahwa pelaku kejahatan memandang sebelah mata penegak hukum kita. Maka sekali lagi kita minta segera tangkap pelakunya," pungkasnya. *
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News