Rabu, 21 Mei 2025

Abang dan Adik Kandung Ditangkap Usai Kirim Paket Berisi Mayat Bayi ke Masjid di Medan

Diduga Hasil Hubungan Gelap Keduanya
Ardi Yanuar - Jumat, 09 Mei 2025 19:03 WIB
Abang dan Adik Kandung Ditangkap Usai Kirim Paket Berisi Mayat Bayi ke Masjid di Medan
Ardi.
Kedua pelaku abang dan adik kandung yang membuang mayat bayi berjenis kelamin laki-laki ditangkap polisi.

Medan, MPOL - Abang dan adik perempuan kandung diringkus tim gabungan Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Medan Timur. Keduanya ditangkap karena membuang seorang bayi yang sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Baca Juga:

Mayat bayi berjenis kelamin laki-laki itu dipaketkan menggunakan tas berwarna hitam bermerk salah satu restoran cepat saji dengan tujuan ke Masjid Jamik samping kuburan, Jalan Ampera III, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Kamis (8/5/2025) pagi. Diduga, bayi itu merupakan hasil hubungan gelap keduanya.

Kedua pelaku yakni berinsial NH alias Nana (21) warga asal Desa Aek Tuhul Batu Nadua, Kecamatan Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan dan abang kandung tersangka R (24) yang tinggal di Jalan Baru, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan.

Berita ini sempat viral di media sosial setelah pengemudi (driver) ojek online (ojol) yang menerima pesanan paket mendapati bahwa paket tersebut berisi bayi yang sudah mati dan baru berumur beberapa hari.

Peristiwa itu dialami Yusuf pengemudi ojol yang dijebak oleh pemesannya saat menerima orderan di Jalan Yos Sudarso.

"Tadi pagi sekitar jam 8.00 WIB, salah satu anggota Godams driver Gojek atas nama M. Yusuf Ansari dapat orderan Gosend, penjemputan dari Jalan Yos Sudarso depan Indomaret. Saat sampai di lokasi penjemputan paket, driver bertemu customer sepasang muda-mudi," kata Ketua gabungan ojek roda dua Medan sekitar (Godams) Medan, Agam pada Kamis (8/5/2025) siang.

Barang yang dikemas pakai tas berwarna hitam itu sempat difoto oleh Yusuf. Ia pun sempat meminta nomor penerima beserta titik pengantarannya kepada customer muda-mudi itu.

"Setelah sampai di titik pengantaran, driver menghubungi si penerima. Tapi jawaban dari penerima agar menitipkan saja barang (tas) tersebut kepada marbot masjid. Namun driver menolak untuk menitipkan barang tersebut karena tidak ada orang di lokasi," ucapnya.

Lalu, Yusuf kembali menelepon nomor si penerima barang. Berkali-kali ia coba menelepon pengirim paket, namun tak kunjung bisa dihubungi.

"Karena driver sudah menunggu lama di titik pengantaran, driver bertanya sama masyarakat yang melintas di lokasi titik pengantaran dan bertanya atas nama penerima, tapi warga tidak ada yang mengetahui," jelasnya.

Setelah lama menunggu, Yusuf berinisiatif membuka paket berupa tas berwarna hitam itu bersama warga setempat. Seketika mereka terkejut melihat paket ternyata berisi mayat bayi.

"Rekan-rekan ojol bersama driver yang menerima orderan (Yusuf) tadi bersama-sama datang melaporkan ke Polsek Medan Timur untuk pengaduan atas kejadian yang dialami," ujarnya.

Kedua Pelaku Ditangkap Polisi
Mendapat laporan penemuan bayi tersebut, polisi kemudian bergerak cepat melakukan penyelidikan. Hasilnya, tak butuh waktu lama kedua pelaku pun diringkus. Tersangka NH ditangkap di Jalan Selebes, Gang 07, Kelurahan Belawan II, Kecamatan Medan Belawan, Jumat (9/5/2025) sekira pukul 02.35 WIB. Lalu, tim yang dipimpin Kasubnit Jatanras Ipda Evran Tomo Simanjuntak itu melakukan pengembangan dan menangkap R di Pasar VII, Kecamatan Medan Marelan, Jumat (9/5/2025) sekira pukul 11.30 WIB.

Kapolrestabes Medan, KBP Gidion Arif Setyawan mengatakan kedua pelaku yang ditangkap perempuan berinsial NH dan seorang laki-laki berinisial R. Keduanya mengirim bayi yang belum diberi nama itu lewat aplikasi ojek online.

"Hari ini Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Medan Timur sudah mengungkap peristiwa itu. Kita mengamankan dua orang yang sudah memesan Gojek untuk mengirim paket berisi seorang bayi. Keduanya hubungan kakak adik," kata Gidion saat merilis kasus tersebut di TKP, Jumat (9/5/2025) sore.

Kapolres menyebut pihaknya masih menunggu proses scientific identification apakah yang menyebabkan kematian dari bayi tersebut, karena kondisinya waktu sampai di lokasi sudah meninggal dunia. Begitupun polisi masih mau memastikan apa penyebab kematian bayi. Hal itu bertujuan untuk memastikan dan menguatkan konstruksi hukumnya.

"Dari keterangan NH, ibu dari bayi, ia melahirkan tanggal 3 Mei, melahirkan sendiri. Dia merawat bayinya sendiri di rumahnya di Sicanang, Belawan. Lalu dalam prosesnya bayi sakit, sempat diantar ke rumah sakit. Kemudian dibawa ke rumah, karena keterbatasan ekonomi. Selanjutnya bayi meninggal tanggal 7 Mei 2025. Setelah meninggal, bayi dibawa ke salah satu tempat di wilayah Brayan," ungkapnya.

Pada tanggal 8 Mei sekira pukul 06.15 WIB pelaku memesan aplikasi ojek online dan meminta mengantarkan ke lokasi (masjid samping kuburan), di mana kedua pelaku berperan sebagai pengantar dan penerima dalam konteks di aplikasi tersebut dengan tujuan dikirimkan ke marbot masjid. Di aplikasi kedua pelaku memakai nama samaran, Putri dan Budi.

"Dan saya rasa tuntas sudah untuk mengetahui siapa yang terlibat. Yang belum tuntas konstruksi hukumnya sembari menunggu autopsi dari RS Bhayangkara. Pasti ada sesuatu, itulah yang jadi ranah penyidikan. Pasti ada sesuatu yang jadi pertanyaan kenapa bayi ini tidak dilakukan pemakaman secara wajar. Inilah ranah penyidikan kami," katanya.

Gidion belum bisa memastikan bahwa kedua pelaku memiliki hubungan sedarah karena polisi lebih dulu harus melakukan uji DNA.

"Konstruksinya kita menggunakan undang-undang perlindungan anak dan KUHP. Kalau ada kekerasan yang menyebabkan kematian pada bayi, pasalnya pasti pasal 80 undang-undang perlindungan anak," ujarnya.

Eks Kapolres Metro Jakarta Utara itu menyebutkan bahwa pelaku NH tidak mengerti siapa bapak bayi yang sebenarnya. Yang jelas, pelaku mengakui memiliki hubungan asmara antara dirinya dengan abang kandungnya.

"Dia (NH) ngomongnya pacaran aja sih. Saya belum tahu ibunya (orang tua kedua pelaku) sudah tahu apa enggak, kan (kedua pelaku) sudah dewasa, sudah bisa mempertanggungjawabkan secara hukum," pungkasnya. *

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Ardi Yanuar
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Belum Mampu Diungkap, Ini Jawaban Polisi Soal Mahasiswa Dibegal-Diancam Parang di Medan
Oknum Provos Polsek Pancurbatu Diduga Mabuk-Lempar Botol ke Warga Langsung Dipatsus, Ini Kata Kapolrestabes
Diduga Lagi Mabuk, Oknum Provos Polsek Pancurbatu Lempar Botol Minuman ke Warga Hingga Wajah Koyak
Sat Lantas Polrestabes Medan Siagakan Personel di Titik Rawan Macet dan Longsor Jalur Medan - Berastagi
Anggota Dituding Salah Penilangan : Ini Kata Kasat Lantas Polrestabes Medan
Satres Narkoba Polrestabes Medan Tangkap Residivis Narkoba : 22 Kg Sabu Gagal Masuk Pancur Batu
komentar
beritaTerbaru