Medan, MPOL - Keluarga mendiang Dapid Nainggolan mengungkap sebelum tewasnya korban. Menurut tante korban, Ana Sitorus, sebelum korban ditemukan tewas, pemuda berusia 26 tahun itu hendak mengambil handphone yang digadaikannya di sekitaran Jalan Padang, Kecamatan Medan Tembung.
Baca Juga:
Ana menjelaskan saat itu ada tawuran antar dua kelompok di dekat lokasi. Namun, keponakannya itu tidak ada terlibat perkelahian ataupun ikut tawuran.
"Enggak ada (perkelahian). Ini kan ada orang tawuran dua kelompok, sudah janjian. Jadi adek kami ini memang mau jemput (cari) nasi untuk babinya. Jadi dia mampirlah dulu dekat situ, soalnya ada hpnya digadaikannya di gang itu, mau menanyakan itu dia ke situ. Rupanya yang tawuran ini dari Jalan Padang datang mau menyerang orang (pinggir) rel," kata Ana, Senin (13/10/2025).
Lanjut dijelaskan Ana, salah satu kelompok tawuran melihat korban keluar dan mengatakan 'ini anak rel satu!'. Korban lalu disambut dan ditikam pelaku. Selanjutnya, teman-teman korban membawa korban ke rumah sekaligus memberitahukan kepada orang tua korban.
"Temannya ke rumah kami jam 3 kurang 15 menit lah (dini hari). Kena tikam dia di ulu hatinya, sebelah kiri. Iya, cuma satu tikaman saja. Adik saya sempat tertatih-tatih lari. Itulah kemudian diselamatkan sama temannya yang datang ke rumah saya. (Lalu) dibawa ke rumah sakit. Pas di rumah saya juga sudah tak bernyawa dia (korban)," ungkapnya.
Ana mengatakan sewaktu mau dibawa ke rumah sakit, teman korban sempat berkata 'tolong lah tulang, sudah meninggal si Dapid'.
"Tapi gak tahu sudah mati atau enggak. Barulah dibawa di rumah sakit, Sudarlis. ternyata benar sudah meninggal. Dia (korban) ditikam di Jalan Padang, dekat rel. Masih ada percikan darahnya itu.
Di mata keluarga, korban adalah anak baik yang kesehariannya mencari pakan ternak dan tidak ada keterlibatan dalam tawuran.
"Tidak ada terlibat tawuran dia, orang baik ini adik kami. Kesehariannya dia sama mamaknya ambil nasi busuk untuk makan babi. Pagi-pagi udah keluar orang ini bawa mamaknya naik becak," sebutnya.
Tante korban juga mengungkapkan bahwa tawuran di sekitaran lokasi pinggiran rel sudah sering terjadi. Ia juga mengatakan tawuran seperti ajang balas dendam.
"Orang Tirtosari sama orang rel sebenarnya sudah dendam-dendaman. Pernah beberapa kali tawuran. Jadi orang ini kan sudah palak dengan orang rel ini, ngajak perang. Datanglah, ada yang bawa klewang dan lain-lain. Rupanya itulah nasib sial dia (korban), keluar dia dan dia yang ditusuk," ujarnya.
Sebelumya, seorang pemuda ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah di pinggir Jalan Padang (dekat rel kereta api), Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Senin (13/10/2025) sekira pukul 03.00 WIB. Belakangan diketahui identitas korban adalah Dapid Martua Nainggolan (26) warga Jalan Betet No. 43, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai.
Korban dikabarkan tewas saat mencari pakan untuk ternaknya. Entah bagaimana, korban ditarik oleh dua orang tak dikenal lalu pelaku diduga menghujamkan senjata tajam (sajam) ke tubuh korban.
Kapolsek Medan Tembung, AKP Ras Maju Tarigan ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan korban sempat dibawa ke Klinik Sudarlis, namun nyawa korban tak tertolong.
Pihaknya yang mendapat laporan tersebut lalu turun ke lokasi bersama Tim Inafis dan Satreskrim Polrestabes Medan. Hasil pemeriksaan saksi-saksi di lapangan, kata Ras Maju, korban ditarik dua orang tak dikenal mengendarai sepeda motor saat mencari makanan ternak di Jalan Elang Ujung.
Menurut keterangan ibu korban, Nurmaili (saksi) dipanggil oleh teman korban dan mengatakan 'Bou-bou ini David. Lalu saksi menjawab kenapa si David? Selanjutnya teman korban mengatakan David ditemukan di pinggir rel dalam keadaan pingsan
Kemudian korban dibawa saksi dan teman-teman korban ke Klinik Sudarlis, namun korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
"Korban mengalami satu luka lecet di pelipis kiri, dua luka sobek di bagian tangan kiri, satu luka Sobek di punggung belakang kiri. Ada luka (di perut) belum tahu kenapa, masih diautopsi," kata Ras Maju saat dikonfirmasi Medan Pos, Senin (13/10/2025) sore.
Ras Maju mengatakan ibu korban tidak mengetahui identitas dua teman korban yang mengantar karena syok atas kematian korban.
Kasus ini selanjutnya telah ditangani Satreskrim Polrestabes Medan.
"LP nya di Polrestabes," ujarnya. *
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News