Sabtu, 18 Januari 2025

Khawatir Akan Ancaman Demokrasi, GMKI Medan Adakan Diskusi Untuk Menjaga Kedaulatan Rakyat

Redaksi - Rabu, 25 September 2024 20:58 WIB
Khawatir Akan Ancaman Demokrasi, GMKI Medan Adakan Diskusi Untuk Menjaga Kedaulatan Rakyat
Ist
GMKI Cabang Medan foto bersama usai menggelar diskusi bulanan dengan tema ‘Menjaga Kedaulatan Rakyat; Menghadapi Ancaman Terhadap Demokrasi’.
Medan, MPOL -Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Medan menggelar diskusi bulanan dengan tema 'Menjaga Kedaulatan Rakyat; Menghadapi Ancaman Terhadap Demokrasi'. Kegiatan dilaksanakan di Aula Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) GMKI Medan, Jln. Iskandar Muda no. 107A, Medan, Selasa (24/9/2024).

Baca Juga:
Diskusi bulanan ini merupakan program serial yang rutin diadakan Badan Pengurus Cabang (BPC) GMKI Medan bidang Pendidikan Kader guna menambah wawasan dan memantik daya kritis kader dengan latar belakang keilmuan yang berbeda-beda.

Diskusi ini menghadirkan Dr. Dimpos Manalu, S.Sos., M.Si. sebagai akademisi dan juga senior GMKI. Diskusi dibuka dengan sambutan oleh Ketua BPC GMKI Medan, Wendy Sembiring.

Dalam sambutannya, Wendy Sembiring menyorot fenomena akan adanya ancaman terhadap demokrasi yang akan terjadi. Fenomena tentang upaya pengangkangan konstitusi seperti upaya RUU Pilkada dan tentang banyaknya kotak kosong di berbagai daerah pastinya mengancam demokrasi dan mempertaruhkan kedaultan rakyat yang utuh.

"Ditengah dinamika sosial dan politik yang semakin kompleks, menjaga kedaulatan rakyat adalah suatu keharusan untuk menjaga demokrasi. Praktik korupsi dan proses politik yang kotor pastinya merusak kepercayaan publik yang dilakukan oleh elite politik. Penyalahgunaan kekuasaan oleh elite politik juga menunjukkan dominasi yang membuat mereka tidak lagi membuat kebijakan untuk melayani rakyat dan ini disebabkan mereka memungkinkan kontrol penuh atas proses politik.

Dominasi ini juga dapat dilihat dari banyaknya kosong di berbagai daerah pada pelaksanaan pilkada serentak, November mendatang.

Kondisi ini pastinya mengurangi kesempatan bagi aktor politik baru untuk muncul dan menantang status quo, serta membatasi partisipasi politik yang inklusif dan kompetitif" ucap Wendy.

Dalam materinya, Dimpos Manalu menyampaikan 0bahwa situasi bangsa ini sedang tidak baik-baik saja, dapat dilihat dalam aspek sosio-ekonomi yang sebetulnya dikuasai oleh mereka yang punya modal besar dan tergabung dalam oligarki.

"Kedaulatan sebetulnya tidak lagi ada di tangan rakyat. Fakta menyakitkan bahwa 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 46% kekayaan penduduk di negeri ini adalah hal yang harus kita terima. Hal ini merupakan salah satu penyebab dari ketimpangan dalam aspek sosial maupun ekonomi yang terjadi di Indonesia. Ketimpangan ini kemudian bermuara pada money politic yang hadir dalam setiap pergelaran Pemilu di Indonesia." ucapnya.

Dimpos mengatakan selain politik identitas, uang menjadi penentu utama yang bisa mempengaruhi proses pergelaran demokrasi. Politik uang ini akan terus merajalela jika ketimpangan dan kemiskinan masih pekat dalam masyarakat.

Money Politic akan menghasilkan birokrasi yang korup, birokrasi yang korup akan menghasilkan pelayanan umum yang mahal serta kurangnya peran sentral dari pemerintah.

Dimpos menambahkan bahwa anak muda adalah suatu harapan yang pasti, khususnya kader GMKI Medan agar mau mengambil peran oposisi dan tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah. Pada situasi tidak adanya lagi partai yang berani mengambil posisi berlawanan dengan pemerintah yang berkuasa, mahasiswa harus menjadi tonggak yang menjaga kedaulatan rakyat.

"Mahasiswa dan pemuda memiliki peran yang sangat sentral dalam setiap gerakan sosial maupun gerakan moral yang ada. Mahasiswa merupakan aktor idealis yang diharapkan mampu menjaga nilai-nilai kebangsaan yang luhur. Mahasiswa merupakan elemen utama dalam setiap transisi kekuasaan, dari berhentinya orde lama, berhentinya orde baru dan munculnya reformasi.

Harapannya, peran itu tetap dilanjutkan oleh mahasiswa hari ini." tutupnya dalam kegiatan diskusi.

Diskusi ini dihadiri oleh puluhan kader GMKI Cabang Medan lintas komisariat dan universitas serta mahasiswa lainnya yang tergabung dalam kelompok studi.

Diskusi berlangsung kurang lebih 2 jam dan tetap interaktif dimana para peserta diskusi banyak memberikan pertanyaan ataupun tanggapan dari topik yang sedang didiskusikan.

Diakhir diskusi, Luis Aritonang selaku moderator mengajak peserta agar lebih peduli pada kondisi demokrasi bangsa ini dan sebagai bagian dari pergerakan mahasiswa agar ikut mengambil peran dalam upaya memberi penyadarkan kepada masyarakat agar paham keresahan yang terjadi. ***

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Maju Manalu
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Abdul Rani: Jangan Rusak Demokrasi 'Tolak Money Politics' di Pilkada
Mubes Manalu se Indonesia Dibuka
komentar
beritaTerbaru