Jumat, 17 Mei 2024

Cegah Penyebaran Rabies, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Samosir Sosialisasi di SDN 28 Parlondut

Herbin Sinaga - Senin, 29 April 2024 18:40 WIB
Cegah Penyebaran Rabies, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Samosir Sosialisasi di SDN 28 Parlondut
Ist
Samosir, MPOL -Dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit Rabies, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir menggencarkan pencegahan melalui sosialisasi bahaya dan cara pencegahan gigitan anjing rabies dengan menyasar sekolah-sekolah. Sosialisasi digelar di SDN 8 Sianting-anting dan SDN 28 Parlondut, Kecamatan Pangururan, Senin (29/4/2024)

Baca Juga:

Hadir dalam sosialisasi tersebut Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Tumiur Gultom, Kabid Perkebunan dan Peternakan Freddy Marbun, Megawati Aritonang, beserta staf, dan Kasi Kesra Kecamatan Pangururan Nadariana Nainggolan

Plt. Kadis Ketapang dan Pertanian Tumiur Gultom menyampaikan, di Kabupaten Samosir selama periode Januari hingga April Tahun 2024 ini, ada 18 kasus dan telah mengirimkan spesimen untuk diperiksa di Balai Veteriner Medan, dan hasilnya ada 10 yang positif.

Sosialisasi ini dilakukan untuk mengajak para siswa sebagai informan rabies di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungannya masing-masing.

"Kami memberikan pemahaman terkait penyakit rabies dan ciri-ciri hewan penularnya, bagaimana cara dan penanganannya, serta langkah apa yang dilakukan jika terjadi gigitan hewan penular rabies. Sekaligus mengajak siswa menjadi informan terkait rabies," katanya.

Dalam sosialisasi ini, narasumber Megawati Aritonang menjelaskan kepada para siswa apa itu penyakit Rabies, apa saja hewan-hewan penular rabies (HPR), langkah langkah pencegahan dan penanganan jika terjadi kasus gigitan oleh HPR.

Megawati menyampaikan, Rabies dikenal juga dengan penyakit anjing gila. Rabies merupakan penyakit infeksi pada sistem syaraf pusat (otak) yang disebabkan oleh _Rabdovirus_. Penyakit ini dapat ditularkan melalui gigitan hewan yang terkena rabies, diantaranya adalah anjing, kucing, dan kera.

"Virus rabies bersifat zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia. Virus terdapat pada air liur hewan yang sakit rabies dan biasanya ditularkan kepada manusia/hewan lainnya melalui gigitan, serta jilatan pada kulit yang terluka atau selaput lendir mata dan mulut", jelasnya.

Jika terjadi gigitan oleh HPR, Megawati menghimbau agar segera mencuci luka gigitan dengan menggunakan sabun batang dengan air mengalir selama 10-15 menit kemudian berikan antiseptik dan kemudian melaporkan Puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesuai SOP.

Pada umumnya, hewan yang paling sering menularkan rabies pada manusia adalah Anjing. Anjing yang terkena rabies memiliki ciri-ciri, beberapa diantarnya adalah bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, mulut terbuka, air liur berlebihan, bertipe ganas, menggigit dan menyerang apa saja yang bergerak/dijumpai, lari tanpa tujuan, dan biasanya ekornya berada diantara dua paha belakang.

"Penyakit rabies dapat menjadi penyakit yang sangat fatal dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan tentang pertolongan pertama dari penyakit rabies dapat membantu melindungi diri kita dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman rabies', kata drh. Megawati Aritonang.

Sebelumnya, Kabid Perkebunan dan Peternakan Freddy Marbun mengharapakan dengan adanya kegiatan ini, siswa/i bisa memahami dan mengerti bahaya penyakit rabies karena umumnya kasus gigitan terjadi pada anak-anak.**

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Maju Manalu
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru