Jakarta, MPOL -Kordinator Wilayah (Korwil) Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Sumatera Utara (Sumut) menyebut ada dugaan jika
PDIP menjebak Edy Rahmayadi di Pilgubsu 2024.
Baca Juga:
"Kami juga sangat heran dan terdiam tidak mampu bersuara alasan apa pak Edy memilih Hasan Basri Sagala sebagai Cawagubsu, padahal banyak tokoh masyarakat di Sumut yang sangat memahami Edy dan sangat bisa menopangnya. Apa
PDIP menjebak Edy"?, kata
Gandi Parapat saat dihubungi di Jakarta, Senin (26/8/2024).
"Yang membuat kami sangat heran, apa Edy sudah kompromi dengan pihak lain ?, sehingga Edy tidak serius menanggapi keluhan atau keinginan masyarakat lemah", tambahnya.
Kata
Gandi Parapat,
masyarakat lemah dari 33 kabupaten/kota meminta
PMPHI Sumut agar menghubungi Edy Rahmayadi untuk mengganti Hasan Basri Sagala.
Menyampaikan hal itu, PMPHI Sumut kata Gandi sangat sulit, karena
PMPHI Sumut bukan tim sukses.
Banyak yang bertanya kepada kami, kenapa orang yang tidak dekat dengan masyarakat Sumut menjadi Cawagubsu mendampingi Edy Rahmayadi. Apa Edy main-main, tidak menghiraukan masyarakat luas dan takut serta menerima imbalan ?", ujar
Gandi Parapat.
Disisi lain
PMPHI Sumut menduga
PDIP menjebak Edy Ramayadi dengan mengutus orang mendampingi Edy Ramayadi yang tidak dikenal secara luas, sehingga Edy Rahmayadi gagal menyahuti aspirasi masyarakat lemah dari 33 kabupaten/kota di Sumut.
Terkait protes GP Ansor seperti pemberitaan di media yang tidak setuju jika Hasan Basri Sagala menjadi Wakil Edy Ramayadi, menurut Gandi hal itu harus menjadi pertimbangan Edy Rahmayadi serta partai pendukungnya.
"Protes seperti itu banyak kami terima, juga dari marga Sagala yang tidak mengenal nama itu",pungkas Gandi. **
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News